ESANDAR, Jakarta – Data ekonomi yang dirilis pada Rabu (31/01/2018) pagi ini menunjukkan produksi industri Jepang mengalami kenaikan begitu pula dengan angka pembayaran manajer di Cina.
Sepanjang bulan Desember, produksi industri jepang naik 2,7%, naik di atas perkiraa. Kenaikan ini melanjutkan angka perbaikan baru-baru ini, demikian data dari pemerintah Jepang hari ini. Kenaikan produksi mobil, mesin berat dan produk logam mendorong naiknya angka produksi bulanan, demikian data yang dilansiri dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Kenaikan tersebut lebih besar dari kenaikan 1,6% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Nikkei. Angka Desember mengalami kenaikan 0,5% di bulan November. Sementara untuk kuartal Oktober-Desember, output industri tumbuh 1,8% dari tiga bulan sebelumnya.
METI terjebak dengan penilaian output industri, mengatakan bahwa produksi mulai meningkat. Menurut sebuah jajak lain yang termasuk dalam laporan tersebut, produsen memperkirakan output akan turun 4,3% di bulan Januari dan meningkat 5,7% di bulan Februari. Angka tersebut akan dimasukkan ke dalam data produk domestik bruto yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada 14 Februari. Perekonomian tumbuh 2,5% pada kuartal ketiga, memperpanjang pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi tujuh kuartal, ekspansi terpanjang dalam 16 tahun.
Baca Juga : Jepang Mulai Normalisasi Kebijakan Moneter
Sementara itu, dari Beijing dilaporkan bahwa Indeks pembelian manajer (PMI) non-manufaktur Cina mengalami kenaikan. Indek ini mengukur aktivitas di luar gerbang pabrik, naik tipis menjadi 55,3 di bulan Januari dari 55,0 di bulan Desember, Biro Statistik Nasional Cina mengatakan pada hari Rabu. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah level tersebut mengindikasikan adanya kontraksi.
Federasi Logistik & Pembelian Cina mengeluarkan data bersama dengan Biro Statistik Nasional. Subindex yang mengukur aktivitas bisnis untuk sektor jasa meningkat menjadi 54,4 dari 53,4. Subindex pesanan baru untuk seluruh sektor nonmanufacturing turun tipis menjadi 51,9 di bulan Januari dari 52,0 di bulan sebelumnya.
PMI nonmanufaktur ini mencakup layanan seperti ritel, penerbangan dan perangkat lunak serta sektor real estat dan konstruksi. Data didasarkan pada jawaban atas kuesioner bulanan yang dikirim ke eksekutif pembelian di 4.000 perusahaan di 27 sektor nonmanufacturing di Cina.
Sementara PMI manufaktur resmi, yang juga diluncurkan pada hari Rabu, turun menjadi 51,3 di bulan Januari dari 51,6 di bulan Desember. (Lukman Hqeem)