harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas mengawali perdagangan minggu ini dengan terkoreksi. Naiknya bursa saham AS dan penguatan Dolar memberikan pukulan berganda bagi logam mulia hingga harus berakhir di harga termurah dalam sepekan.


Pada perdagangan Senin (29/10), Dolar AS menguat ditengah kemungkinan AS akan mengenakan tariff baru kembali atas China dalam Perang Dagangnya. Permintaan akan logam mulia makin terpukul setelah investor mencoba melakukan risk appetite, pada pasar saham.


Dari harga tertinggi sebelumnya, harga emas sekarang telah jatuh lebih dari $ 9 per troy ons. Untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harga emas turun $ 8,20, atau 0,7%, ke harga $ 1,227.60 per troy ons. Ini merupakan harga penutupan terendah untuk kontrak paling aktif sejak 22 Oktober.

Dengan kenaikan ringan pada perdagangan hari Jumat, kontrak mencatat kenaikan 0,6% untuk minggu lalu – sekaligus mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Sementara dalam catatan bulanan, harga logam mulia telah naik sejauh ini sebesar 2,7%, menjadi kenaikan pertama setelah enam penurunan secara bulanan berturut-turut.


Kekuatan naiknya dolar pada perdagangan awal minggu memberikan pukulan bahkan meruntuhkan sebagian harapan bahwa harga logam mulia bisa sedikit naik diatas kemunduran ‘deflasi‘ data China yang lebih lambat, dan berlanjutnya pelemahan dalam ekuitas adalah merusak komoditas fisik klasik seperti emas, perak, tembaga dan energi.

Dengan demikian, peran safe haven dari emas tetap muncul, meski tertahan. Memang penurunan ekuitas global belum bisa membuat harga emas naik ke level yang bisa memicu pembelian besar-besaran lebih lanjut.


Bursa saham Asia mengalami kerugian, meskipun bursa saham AS diperdagangkan naik diawal pekan, Indek Dolar AS naik hampir 0,3%, memberikan pukulan harga emas saat kontrak berakhir. Memang aksi jual dalam ekuitas global sebelumnya telah membuat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi sehingga mendorong harga emas kembali di atas $ 1.200 per ounce.

Pembelian emas membuat Investor kembali mengalir memburu emas batangan, yang dianggap sebagai aset surgawi dan menyimpan nilai pengaman selama masa stres, seperti yang ditunjukkan oleh arus masuk ke produk-produk yang diperdagangkan di bursa yang didukung secara komoditas fisiknya.