Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Secara mengejutkan, perekonomian Jepang tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal Juli-September. Kenaikan ini dipicu naiknya belanja modal perusahaan yang melonjak. Pelaku usaha merasa optimism tentang kemajuan ekonomi global.

Produk domestik bruto (PDB atau GDP) negara tersebut tumbuh pada laju tahunan sebesar 2,5% dari tiga bulan sebelumnya, menurut data pemerintah yang dirilis pada hari Jumat. Angka tersebut mengkonfirmasi bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia ini memperluas pertumbuhannya menjadi tujuh kuartal berturut – turut karena ekspansi terpanjang dalam 16 tahun, dibantu oleh kenaikan yang disesuaikan dalam pertumbuhan global dan usaha Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memberi energi kembali pada ekonomi Jepang.

Angka sementara memperkirakan pertumbuhan kuartal kedua sebesar 1,4%. Dalam istilah non-tahunan, ekonomi bertumbuh 0,6% dari triwulan sebelumnya, dibandingkan dengan angka awal 0,3%.

Abe telah berusaha untuk mengakhiri tahun ini dengan pertumbuhan lamban dan deflasi melalui paket kebijakan Abenomic-nya. Pelonggaran moneter agresif yang diterapkan telah membantu melemahkan yen, meningkatkan ekspor dan memicu keuntungan perusahaan mencapai rekornya. Data terakhir menunjukkan bahwa faktor mood yang baik bagi perusahaan membantu mengangkat belanja modal juga.

Belanja modal sektor swasta naik 1,1% dari kuartal sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan awal kenaikan 0,2%. Sebuah survei yang dilakukan kementerian keuangan yang dirilis pekan lalu menunjukkan peningkatan belanja modal yang lebih kuat pada kuartal tersebut.

Pertumbuhan Juli-September juga didorong oleh ekspor. Data hari Jumat menunjukkan permintaan eksternal memberikan kontribusi 0,5 persen terhadap pertumbuhan. Meski begitu, usaha pemerintah belum mampu memacu konsumsi masyarakat. Kurangnya pertumbuhan upah yang kuat menjadi factor penyebab lambannya belanja konsumen. Data yang direvisi menunjukkan bahwa konsumsi swasta turun 0,5% dari triwulan sebelumnya, yang sesuai dengan hasil awal.

Sementara para ekonom memperkirakan permintaan eksternal untuk terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jepang, beberapa ekonom lainnya memperingatkan adanya risiko bahwa konsumsi swasta dapat melemah lebih lanjut pada kuartal Oktober-Desember, mengingat data pengeluaran rumah tangga yang lemah untuk bulan Oktober.

Setelah kemarin membukukan kenaikan 0,71%, hari ini Dolar AS dalam perdagangan USDJPY berpotensi untuk terus bergerak ke atas. Target berikutnya di 113.23 Yen Jepang. Ini merupakan level tertinggi dalam masa tengah sesi perdagangan hari ini. Jika terbukti dapat bertahan maka USDJPY dapat berbalik turun dengan target-target di 112.65 dan 112.30. Sebaliknya jika momentum naik membesar, USDJPY berpotensi terus melangkah ke utara dengan target berikutnya di 113.63 dan 113.80.(Lukman Hqeem)