ESANDAR, Jakarta – Perang dagang yang meluas dan berlarut-larut akan membuat perekonomian AS menyusut sekitar 2% di tahun pertama peperangan ini. Sebaliknya Cina dan kekuatan ekonomi lainnya dapat pulih, demikian hasil kajian dari Bank Sentral Eropa.
Dalam buletin penelitian yang diterbitkan hari Rabu (26/09), para ekonom ECB memodelkan skenario di mana AS. menaikkan tarif atas semua impornya sebesar 10 poin persentase, dan mitra dagangnya membalas dengan kenaikan tarif impor AS yang setara. Juga memodelkan negara-negara lain tidak membalas satu sama lain.
Para peneliti ECB menemukan bahwa perekonomian AS. akan menyusut sekitar 2% pada tahun pertama saat Perang Dagang dilakukan, dibandingkan dengan situasi di mana tidak ada perubahan kebijakan tariff ini. Tarif yang lebih tinggi akan mengurangi pendapatan rumah tangga AS dan merusak kepercayaan bisnis, sehingga membebani konsumsi swasta dan investasi.
Menurut para peneliti tersebut, perekonomian yang mengenakan tarif yang mendorong pembalasan oleh negara lain jelas lebih buruk. Standar kehidupannya jatuh dan pekerjaan hilang, tegas mereka.
Dengan skenario yang sama, ekonomi China akan tumbuh sedikit lebih cepat pada tahun pertama, menurut ECB. Sedangkan AS akan mengimpor barang dari China, yang akan lebih dari diimbangi oleh perdagangan China dengan negara lain, di mana eksportir negara bisa mendapatkan pangsa pasar dengan biaya lebih mahal. ekspor.
Eksportir Eropa mungkin juga mendapatkan keuntungan dari konflik perdagangan semacam itu, meskipun itu akan bergantung pada apa yang dapat menjadi pengganti produk impor dari berbagai negara. Secara khusus, para pejabat ECB telah takut tentang dampak meningkatnya proteksionisme perdagangan di zona euro. Ekonomi 19-negara telah melambat tahun ini, sama seperti perkiraan ECB.
Sementara itu Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe setuju untuk mengadakan pembicaraan perdagangan bilateral dalam sebuah konferensi tingkat tinggi pada hari Rabu (26/09). Kepala Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, mengatakan kepada para wartawan tentang hal-hal kontroversial yang mungkin bisa diselesaikan ditahap awal dalam menurunkan hambatan perdagangan.
Memang tidak segera jelas pernyataan Lighthizer merinci apa yang kedua belah pihak negosiasikan. Namun keduanya siap melakukan perundingan perdagangan bilateral secara luas, dalam kerangka yang lebih sederhana dengan berfokus pada sektor tertentu dan peraturan khusus.
Jepang sendiri telah menolak pembukaan pakta bilateral, dan meminta Donald Trump untuk bergabung kembali dengan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), yang telah dinegosiasikan dengan Presiden Obama dan memasukkan 10 negara lainnya. Donald Trump justru menarik AS keluar dari TPP di awal pemerintahannya, dan mengatakan dia lebih suka melakukan transaksi perdagangan secara bilateral. (Lukman Hqeem)