Harga emas terkoreksi oleh keputusan FOMC menaikkan suku bunga AS. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sebagaimana diperkirakan, akhirnya Federal Reserve menaikkan suku bunga. Hal ini membuat harga emas turun, meski Dolar AS menyambut keputusan ini dengan datar-datar saja.


Tidak tanggung-tanggung, pukulan dari The Fed ini membuat harga emas terseok ke posisi terendah dalam tiga minggu. Jatuhnya harga ternyata dimanfaatkan sejumlah spekulan dengan melakukan aksi beli kembali. Dalam perdagangan elektronik, sesaat setelah keputusan The Fed, harga emas naik tipis akhirnya.


Bank sentral Amerika Serikat, pada hari Rabu (26/09) menaikkan suku bunga acuan ke kisaran antara 2% dan 2,25%. Selain itu, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam pernyataannya kepada media, mengisyaratkan bahwa pihaknya siap untuk meningkatkan lagi suku bunga pada bulan Desember, serta memperlambat laju kenaikan suku bunga di masa depan.


Kenaikan sebesar 25 basis poin tersebut dianggap sudah cukup banyak. Ini menjadi faktor penyumbang dalam jatuhnya harga emas dalam beberapa minggu terakhir. Tren pelemahan harga emas terbaca sejak Desember 2015 ketika suku bunga untuk pertama kali dinaikkan. Hingga kini, sudah tujuh kali suku bunga naik dalam upaya normalisasi kebijakan suku bunga The Fed.


Dalam beberapa hari paska kenaikan suku bunga, biasanya para spekulan akan mengakhiri posis beli dan mengambil keuntungannya. Mereka akan menjual dolar dan membeli kembali emas. Memang reaksi dolar akan dipengaruhi panduan ke depan oleh Fed. Jika ada perubahan nyata dalam rencana “dot-plot, yang digunakan untuk memproyeksi dari setiap penilaian peserta FOMC tentang titik tengah yang tepat dari kisaran target untuk dana federal, akan mempengaruhi posisi Dolar AS.


Disisi lain, kenaikan suku bunga ini mendorong naiknya imbal hasil Obligasi AS. Hal ini menjadi sentiment negatif pula bagi harga emas. Bila disaingkan dengan obligasi, Emas tidak memiliki daya tarik memberikan imbal hasil sebagaimana bunga obligasi.


Pada akhirnya, dengan kenaikan suku bunga ini Dolar AS semakin kokoh. Tercatat sepanjang tahun ini, Indek Dolar AS telah naik sebesar 2,3%. Sebaliknya, harga emas akan semakin tertekan dengan penguatan Dolar AS, sepanjang tahun ini berdasarkan kontrak teraktif, telah mengalami penurunan sebesar 8,3%.


Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember, turun $6 atau 0,5% menjadi $ 1,199.10 per troy ons. Dalam perdagangan elektronik sesaat setelah pengumuman Fed, kontrak diperdagangkan pada $ 1,202 per troy ons. Indek Dolar AS sendiri diperdagangkan hampir datar pada 94.125 setelah berita the Fed, dimana kisaran perdagangan antara 94,40 – 93,95. (Lukman Hqeem)