Bursa saham Naik ditengah bayang-bayang ketakutan Perang Dagang

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat pada perdagangan hari Rabu bergerak turun, menyerahkan keuntungan sebelumnya setelah Federal Reserve memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Keputusan ini seperti yang banyak diantisipasi. Selanjutnya, The Fed mengisyaratkan akan menaikkan kembali suku bunga di bulan Desember.


Indek Dow Jones turun 106,93 poin, atau 0,4%, menjadi 26.385,28. S&P 500 turun 9.59 poin, atau 0.3%, ke 2.905.97. Indek Nasdaq turun 17,11 poin, atau 0,2%, menjadi 7,990.37. Ketiga indek ini masih mempertahankan keuntungan moderat dalam setengah jam tersisa perdagangan sebelum tiba-tiba berputar ke bawah diujung perdagangan. Berbaliknya arah pasar sejalan dengan pola perdagangan pada hari-hari ketika bank sentral menaikkan suku bunga.


Pada akhir pertemuan regulernya, para pembuat kebijakan moneter The Fed dengan suara bulat memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin ke kisaran 2% untuk 2,25%. Dalam pernyataan kepada media, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dan diperkirakan mendaki lagi pada bulan Desember dan tiga lagi di 2019. The Fed menjatuhkan frase yang ook kebijakan tetap “akomodatif.

“Namun, penghapusan pekerjaan harus sebagai indikasi bahwa ekonomi adalah seperti yang diharapkan, menekankan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell .


Sentimen pasar bersumber atas dua hal, hasil pertemuan Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC), dan isu seputar perang dagang sebagai sumber kekhawatiran investor. Wall Street telah berulang kali mengabaikan ancaman ketegangan dari kenaikan tarif, bukan fokus pada data ekonomi domestik yang kuat dan fundamental perusahaan. Sejumlah kegelisahan dalam perang dagang akhirnya menyebabkan volatilitas jangka pendek di tengah kekhawatiran situasi itu bisa lepas kendali.


Sayangnya, mengenai hal ini, Jerome Powell menegaskan bahwa meski ada kaitan antara perang dagang dalam radar bank sentral, namun sejauh ini belum meningkat ke tingkat signifikan yang perlu mengkhawatirkan bagi para bagi pembuat kebijakan moneter tersebut.


Diawal minggu ini, para pejabat China membalas balik dengan mengatakan bahwa Presiden Donald Trump, bermain “perundungan dagang ” dan mendorong agenda “Amerika First” dengan biaya jalinan hubungan internasional. Komentar itu muncul ketika pertukaran tarif terakhir berlaku-10% tarif pada barang-barang Cina senilai $ 200 miliar, yang dengan $ 5 miliar di AS. barang oleh China.


Sementara itu, indikator ekonomi AS menunjukkan penjualan rumah baru naik 3,5% pada bulan Agustus, lebih dari yang diperkirakan.


Bauran sentimen dan kondisi ini membuat sejumlah investor kebingungan. Memang The Fed perlu membangun peralatannya untuk mengatasi berbagai kondisi ekonomi. Dimana mereka membawa perekonomian AS sampai ke lanskap ekonomi yang sangat berbeda.


Sebelumnya, bursa saham di Asia diperdagangkan naik dimana Indek Hang Seng Hong Kong naik lebih dari 1%, sedangkan Nikkei Jepang naik untuk tujuh sesi berturut-turut. Pasar utama Eropa juga sedikit lebih tinggi.


Sayangnya dalam perdagangan bursa komoditi, harga minyak mentah sedikit turun, mundur dari reli baru-baru dimana harga naik sekitar 2% dalam minggu ini. Harga emas turun setelah indeks dolar AS, terpental paska pengumuman kenaikan suku bunga Fed. Logam Mulia sempat diperdagangkan sedikit lebih tinggi baru-baru ini. (Lukman Hqeem)