Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pengangguran Jerman dilaporkan naik untuk bulan September, demikian menurut paparan Kantor Tenaga Kerja Jerman pada hari Jumat (30/09/2022), karena datangnya pengungsi Ukraina yang kemudian masuk kedalam system. Kantor Tenaga Kerja Federal mengatakan jumlah orang yang kehilangan pekerjaan naik 14.000 dalam penyesuaian musiman menjadi 2.510 juta, di bawah ekspektasi analis yang disurvei oleh Reuters.

Tanpa memperhitungkan orang-orang dengan kewarganegaraan Ukraina, angkanya akan jauh lebih baik, kata kantor tersebut. “Pasar tenaga kerja tetap stabil secara keseluruhan meskipun harga naik dan kekhawatiran tentang kekurangan energi,” kata kepala kantor tenaga kerja Andrea Nahles.

Tingkat pengangguran yang angkanya disesuaikan secara musiman stabil di 5,5%.

Secara terpisah, dilaporkan bahwa tingkat pengangguran Italia turun tipis menjadi 7,8% pada Agustus dari 7,9% pada Juli, data menunjukkan pada hari Jumat, tetapi hanya karena orang berhenti mencari pekerjaan karena 74.000 pekerjaan hilang selama bulan tersebut. Sebuah survei Reuters terhadap 11 analis telah memperkirakan tingkat pengangguran Agustus sebesar 7,9%.

Dalam tiga bulan hingga Agustus, lapangan kerja di ekonomi terbesar ketiga zona euro itu masih naik 85.000, atau 0,4%, dibandingkan dengan periode Maret hingga Mei, kata biro statistik nasional ISTAT. Dibandingkan dengan Agustus 2021, lapangan kerja naik 406.000, atau 1,8%, katanya. Pada bulan Agustus, tingkat pengangguran kaum muda, mengukur pencari kerja antara 15 dan 24 tahun, turun menjadi 21,2% dari 23,1% bulan sebelumnya.

Tingkat ketenagakerjaan Italia secara keseluruhan, salah satu yang terendah di zona euro, turun pada Agustus menjadi 60,0% dari 60,2% pada Juli. Prospek ekonomi Italia telah meredup karena dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Ekonomi tumbuh lebih kuat dari perkiraan 1,1% pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya tetapi sekarang melambat tajam karena perusahaan dan rumah tangga bergulat dengan biaya energi yang melonjak. Departemen Keuangan mengatakan pada hari Rabu bahwa produk domestik bruto akan “sedikit menurun” selama paruh kedua tahun ini.