Dolar AS melemah terkait indikator ekonomi yang lebih dingin pada minggu lalu.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pasar masih dibayangi rencana Presiden AS Donald Trump yang kembali akan memberlakukan tarif baru pada China, walaupun sudah ada komunikasi dan perundingan untuk mengatasi perang dagang AS – China.


Meskipun pemerintah China menyatakan akan menolak berpartisipasi dalam pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat jika pemerintahan Trump tetap maju dengan tarif tambahan pada barang-barang impor China. AS telah mengusulkan pembicaraan, tetapi pada saat yang sama bergerak maju dengan perencanaan tarif tambahan pada sekitar $ 200 miliar produk China.


Sebuah pembicaraan perdagangan baru telah diusulkan oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sekitar 20 September nanti. China sebelumnya telah berencana untuk hadir, tetapi kini mulai memikirkan kembali apakah tetap hadir dengan kemungkinan tarif baru Trump dalam minggu ini.


AS dan China bergerak lebih dekat untuk memulai kembali pembicaraan menghindari gejolak Perang Dagang dan para pelaku pasar menyambut laporan inflasi AS. Laporan yang lemah ini mengurangi tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga berikutnya.


Sentimen membaik terhadap tanda-tanda bahwa China dan AS dapat mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka dan menyelesaikan konflik perdagangan yang sedang memanas. Harapan yang positip terhadap pembicaraan baru mengenai perdagangan solusi dari perbedaan pandangan antara Amerika Serikat dan China.


Walau rilis data AS penjualan ritel, produksi industri dan produksi manufaktur berada di bawah perkiraan pasar, dolar AS tampaknya telah menemukan beberapa dukungan naik. Ini muncul setelah Robert Kaplan mengatakan AS memiliki masalah perdagangan dengan China dan menganjurkan pengetatan bertahap oleh Fed. Sementara Charles Evans melihat harga konsumen merayap sedikit di atas target 2% Fed. Sentimen positif pasar juga didukung oleh sejumlah data rilisan dari China cukup solid seperti data Retail Sales dari 8.8% menjadi 9.9% dan Industrial Production dari 6.0% menjadi 6.1% sehingga memberikan efek ke bursa regional Asia.


Pada perdagangan mata uang, pasangan mata uang EURUSD terus memudar. EURUSD sempat melonjak di sesi awal perdagangan, melampaui level psikologis 1.1700 hingga mencetak level tertinggi harian 1.1720. Sementara pasangan mata uang GBPUSD sendiri gagal mempertahakan lonjakan kenaikannya ke level tertinggi dalam enam minggu. Poundsterling terkoreksi lebih dari 60-pips dalam kurun satu jam terakhir pada sesi perdagangan Jumat.


Investor masih mencerna laporan yang diterbitkan Financial Times, yang mengatakan bahwa partai Buruh oposisi Inggris berusaha untuk memberikan suara berlawanan dengan PM Inggris Theresa May terkait kesepakatan BREXIT.


Pasangan mata uang USDJPY sempat naik ke level tertingginya dalam lebih dari sebulan di 112,15. USDJPY kehilangan daya tariknya karena berita perdagangan terbaru membebani sentimen pasar. (Lukman Hqeem)