Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS menguat terhadap euro pada hari Selasa (21/05/2024), karena para pengambil kebijakan Federal Reserve mengatakan akan lebih bijaksana bagi bank sentral AS untuk menunggu beberapa bulan lagi untuk memastikan bahwa inflasi benar-benar kembali ke target 2% sebelum memulai penurunan suku bunga.

Pergerakan pasar memang sebagian besar datar menjelang libur Memorial Day AS akhir minggu ini, lebih-lebih minimnya sentiment pasar yang kuat dalam minggu ini. Alhasil kisaran perdagangan di pasar uang menyempit. Pun demikian, dolar tetap pada pijakan yang kuat, didukung oleh tingginya pesan jangka panjang dari pejabat Fed.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan kepada Peterson Institute for International Economics di Washington, pada hari Selasa, ia perlu melihat data inflasi yang baik selama beberapa bulan lagi sebelum ia merasa nyaman mendukung pelonggaran kebijakan moneter. Namun ia tidak berspekulasi bahwa suku bunga mungkin perlu dinaikkan lagi agar permintaan cukup melemah guna mengurangi tekanan harga lebih lanjut, dengan mengatakan bahwa data inflasi terbaru “meyakinkan” dan kemungkinan kenaikan suku bunga “sangat rendah. .”

Ketua Fed Atlanta Raphael Bostic juga turut berbicara. Ia memperingatkan agar tidak menurunkan suku bunga terlalu cepat. Menurutnya, The Fed perlu berhati-hati dalam menyetujui penurunan suku bunga pertamanya untuk memastikan hal tersebut tidak mempengaruhi belanja terpendam di kalangan bisnis dan rumah tangga, dan menempatkan bank sentral pada posisi di mana inflasi mulai “memantul”.

Sejauh ini, para eksekutif The Fed tersebut belum mengatakan apa pun yang tidak diharapkan para pedagang. Selanjutnya pasar menantikan rilisan risalah FOMC, jika tidak ada kejutan apapun, kemungkinan minggu ini akan tetap menjadi minggu yang cukup tenang.

Ketua Fed Jerome Powell, dalam konferensi persnya setelah The Fed mempertahankan suku bunga stabil awal bulan ini, juga mengesampingkan kenaikan suku bunga. Pernyataan ini menurut pelaku pasar telah menghilangkan skenario risiko yang masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga The Fed karena mereka secara efektif mempertanyakan asumsi mereka bahwa suku bunga cukup membatasi.

Euro melemah 0,05% pada $1,0852. Para Investor akan mengamati data hari Kamis dari pelacak upah yang dinegosiasikan oleh Bank Sentral Eropa dan Indeks Manajer Pembelian zona euro yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang siklus moneter di kawasan euro.

Pada hari Selasa, mata uang AS tergelincir 0,04% terhadap yen Jepang menjadi 156,20. Pasangan USD/JPY ini telah bergerak dalam kisaran yang ketat dalam beberapa hari perdagangan terakhir setelah awal bulan Mei yang penuh gejolak akibat dugaan putaran intervensi mata uang oleh Tokyo untuk menopang yen.

Kekhawatiran akan intervensi dari otoritas Jepang telah menghalangi para pedagang untuk mendorong yen ke posisi terendah baru. Yen turun menjadi lebih dari 160 per dolar pada 29 April, yang merupakan level terlemah dalam 34 tahun.