ESANDAR, Jakarta – Hasil mengecewakan dalam laporan ketenagakerjaan dibulan Maret tidak akan menghalangi FED, The Federal Reserve untuk mengubah masalah kenaikan suku bunganya.
Pada bulan Maret, Skema plot dot dari The Fed telah menargetkan tiga kenaikan suku bunga tahun ini. Banyak ekonom pada akhirnya mengharapkan bank sentral tersebut mau bergerak empat kali tahun ini. Sayangnya dengan hasil tersebut, semakin memperkuat keyakinan The Fed bahwa rencana kenaikan suku bunga di tahun ini akan tetap sesuai dengan yang direncanakan.
Harapan kenaikan suku bunga sebanyak empat kali sempat mengemuka. Terlebih dengan alasan bahwa inflasi dan pasar tenaga kerja AS mengalami pertumbuhan. Beberapa pejabat Fed sebelumnya memang berpendapat empat kenaikan suku bunga masih akan menjadi langkah “bertahap”. Sebagian kecil pejabat Fed menginginkan bank sentral untuk memperlambat.
Dalam pidato pada hari Jumat di Chicago, Gubernur Utama Bank Sentral AS, Jerome Powell menegaskan sekali lagi bahwa The Fed akan terus bersabar dalam menaikkan suku bunga. Powell juga tidak memberikan sinyal mengenai rencana kenaikan empat kali ditahun ini.
Data yang dirilis Jumat menunjukkan ekonomi AS menambahkan 103.000 pekerjaan pada Maret, kenaikan terkecil dalam enam bulan. Tingkat pengangguran tetap stabil dan ada beberapa tekanan ke atas pada upah.
The Fed sesuai dengan jalurnya, akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan Juni. Setelah itu, The Fed memiliki banyak waktu untuk merenungkan apakah melakukan tiga atau empat langkah pada akhir tahun ini. Sebesar 77% keyakinan investor percaya bahwa the Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan Juni. Serta satu kali lagi di akhir tahun. Laporan ketenagakerjaan konsisten dengan pertumbuhan yang baik dan benar-benar tidak ada inflasi
Disisi lain, masalah perdagangan AS menimbulkan ketidak pastian baru. Perang dagang yang dilancarkan pemerintahan Donald Trump akan membuat The Fed lebih berhati-hati dalam kebijakannya. The Fed tetap dengan keyakinannya, bahwa suku bunga jangka pendek akan mencapai 3% pada tahun 2020.
Powell mempertahankan apa yang disebutnya sebagai “jalan tengah”. Ia menjadi optimis tentang prospek tanpa terdengar begitu agresif, ujar para analis. Powell tidak akan memusingkan dengan pasar saham yang volatile, karena sebenarnya posisi Indek Dow Jones tidak jauh dari yang terlihat sebelum pertemuan terakhir the Fed. Beberapa analis menganggap langkah Fed untuk mengetatkan kebijakan dengan menaikkan suku bunga dan mengecilkan neraca adalah risiko terbesar bagi pasar.
Chase Dimon dari JPMorgan, mengatakan bahwa pasar tampaknya tidak waspada terhadap risiko bahwa Fed mungkin harus bergerak lebih cepat pada kenaikan suku bunga untuk memerangi serangan inflasi. Sebagaimana dikatakan oleh Janet Yellen bahwa ada risiko ketika ekonomi menjadi panas. (Lukman Hqeem)