Investor menunggu sikap China terkini setelah AS kembali menerapkan tarif baru yang efektif minggu depan. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Poundsterling diperkirakan masih akan diperdagangkan dalam kisaran pendek menjelang sejumlah data yang penuh risiko di minggu depan. Salah satu agenda besar adalah pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal (FOMC) dari Federal Reserve dan pertemuan Dewan Gubernur Bank of England (BoE). Ada kemungkinan bahwa Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD kemungkinan menembus di bawah 1,15.

Pada pertemuan tersebut, BoE diperkirakan akan melakukan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps sehingga bunga acuan diatas 3,00%. Dengan latar belakang terjadinya kegagalan fiscal sebagai konsekuensi kebijakan era pemerintahan Liz Truss, pasar secara singkat memberi harga pada suku bunga bank menjadi 3,90% pada pertemuan minggu depan. Peluang kenaikan suku bunga lebih besar dari 50 bps oleh BoE lebih besar dari harga pasar saat ini. Tentu saja ini akan menjadi sentiment bagi Poundsterling.

Pasangan GBP/USD dapat menembus kembali di bawah 1,1500 pada perdagangan di akhir pekan ini,  sementara Euro yang lebih lemah mungkin menentukan kisaran EUR/GBP ke wilayah 0,8600-0,8700. Sebelumnya di hari Kamis, Poundsterling telah jatuh akibat penguatan kembali dolar AS dan stabil terhadap euro menjelang kenaikan suku bunga 75 basis poin dari Bank Sentral Eropa. Pasar juga telah mengantisipasi pernyataan Presiden Christine Lagarde, yang bernada dovish seputar kenaikan suku bunga di masa depan.

Disisi lain, dua hari setelah Rishi Sunak mengambil alih kekuasaan pada hari Selasa, ia memberikan pidato yang berjanji untuk memperbaiki kesalahan pendahulunya dan menstabilkan ekonomi. Paska pernyataan ini, Poundsterling naik sekitar 3% terhadap dolar untuk naik ke level tertinggi hampir enam minggu semalam. Reli kemudian berhenti terhenti pada hari Kamis, setelah pasangan GBP/USD jatuh 0,4% menjadi $ 1,1585 pada 1120 terhadap penguatan dolar AS.

Terhadap Euro, Poundsterling relative lebih stabil. Pasangan EUR/GBP menjadi 86,71 pence setelah mencapai tertinggi satu minggu pada hari Rabu. Euro menemukan sedikit dukungan terhadap pound menjelang pertemuan ECB, dimana beberapa bantuan mungkin datang dari penurunan harga gas bulan ini. Pada saat yang sama, pasar lega bahwa Sunak dan Hunt telah mengambil kendali ekonomi Inggris, meskipun hal ini menjadi masih membuat latar belakang fundamental tetap suram dan hambatan yang dihadapi pound masih signifikan.

Prospek ekonomi Inggris diyakini masih suram, berdasarkan dari ekonomi yang dirilis pada pekan lalu. Indikator tersebut menunjukkan bahwa inflasi masih naik kembali ke level tertinggi selama 40 tahun sehingga menjadi pukulan yang sangat berarti bagi rumah tangga Inggris yang kini tengah bergulat dengan krisis biaya hidup.

Melemahnya ekonomi Inggris telah memperumit permasalahan bagi BoE, yang mengemban amanat untuk membawa inflasi kembali ke target 2%. Pembaruan kebijakan fiskal telah dijadwalkan akan disampaikan pada hari Senin, namun kemudian diumumkan  akan diundur kembali ke 17 November oleh Jeremy Hunt. Ini berarti BoE tidak akan dapat memasukkannya ke dalam agenda perkiraan ekonominya, yang akan dipublikasikan pada 3 November di samping keputusan soal suku bunganya. Pelaku pasar uang memperkirakan ada peluang sebesar 72,9% dari kenaikan 75 basis poin pada pertemuan BoE berikutnya, menurut data Refinitiv.