Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Mata uang terkait dengan harga komoditas menguat pada hari Senin (22/04) setelah pemerintah AS mengatakan akan menghentikan keringanan bagi negara-negara yang masih mengimpor minyak Iran. Berita ini mendorong harga minyak mentah antara West Texas Intermediate (WTI) dan minyak mentah Brent naik lebih dari 2%.

Hal ini membuat mata uang Kanada dan Norwegia sebagai dua eksportir minyak terbesar di dunia yang merupakan penggerak terbesar dalam perdagangan di hari Senin. Dolar Kanada dalam perdagangan USDCAD, naik 0,3% terhadap greenback, dimana satu dolar mengambil C $ 1,3358, sedangkan Krone Norwegia dalam perdagangan USDNOK naik 0,2% menjadi 8,4990.

Delapan negara telah diberikan keringanan 180 hari untuk membeli minyak mentah Iran meskipun ada sanksi AS, tetapi mulai 2 Mei menjadi batas waktu baru untuk melakukan pembaruan dan AS telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menyegarkan kembali keringanan untuk China, India dan Turki – di antara pelanggan terbesar Iran . Akhir keringanan ini dipandang sebagai sentiment bullish untuk harga minyak, karena menghambat ekspor dari eksportir minyak mentah besar.

Sementara itu, Dolar AS melemah dimana Indek Dolar turun 0,1% ke 97,366. Indek sempat mencatat rekor tertinggi dalam 2 minggu ini di hari Jumat, dan terpaut kurang dari 1% dari posisi tertinggi sejak pertengahan 2017.

Meski demikian, sejumlah lawan Dolar AS masih lemah. Euro dalam perdagangan EURUSD, tidak berubah pada $ 1,1248 dan Poundsterling Inggris dalam perdagangan GBPUSD, turun kurang dari 0,1% pada $ 1,2987.

Data ekonomi yang akan dirilis adalah data penjualan rumah yang ada untuk bulan Maret dijadwalkan untuk dirilis pada pukul 10 pagi waktu setempat. (Lukman Hqeem)