Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS sebagian besar ditutup menguat pada perdagangan di hari Senin (22/04), dimana Indek Nasdaq yang padat dengan saham teknologi berakhir di level tertinggi dalam catatan enam bulan ini. Para investor menghadapi minggu besar dengan sejumlah laporan keuangan emiten dan data ekonomi paska libur panjang. Selain itu, mereka juga memantau lonjakan harga minyak mentah setelah pemerintah AS mengakhiri pemberian keringanan bagi negara-negara yang mengimpor minyak mentah Iran.

Indek Dow Jones turun 48,49 poin, atau 0,2%, ke 26.511,05, sedangkan indek S&P 500 naik 2,94 poin, atau 0,1% menjadi 2.907,97, dan indeks Komposit Nasdaq COMP, + 0,22% naik 17,20 poin, atau 0,2%, menjadi 8.015,27, penutupan tertinggi sejak 3 Oktober.

Bursa A.S. tutup pada hari Jumat untuk merayakan Jumat Agung, dan sebagian besar bursa saham Eropa tetap tutup untuk hari Senin merayakan Paskah.

Sekitar 150 perusahaan S&P 500 akan melaporkan laba kuartalan minggu ini, dimana induk Kleenex Kimberly-Clark Corp. mengawali segalanya pada Senin pagi dengan melaporkan pendapatan dan penjualan yang disesuaikan pada kuartal pertama dan penjualan yang turun kurang dari yang diharapkan. Sahamnya melonjak 5,4%, menjadi pemenang diantara emiten besar dalam bursa S&P 500.

Sebaliknya saham Boeing Co. merosot 1,3% sehingga membebani Dow Jones setelah New York Times melaporkan pada akhir pekan lalu karena kekhawatiran keselamatan yang lemah terkait dengan produksi 787 Dreamliner dari pembuat pesawat. Laporan itu muncul setelah landasan dari pesawat Boeing 737 Max mengalami dua kecelakaan yang mematikan.

Sejumlah perusahaan raksasa akan melakukan paparan dalam pekan ini, diantaranya adalah Coca-Cola Co., Twitter Inc., Facebook Inc., Amazon.com Inc., Microsoft Corp. , Starbucks Corp. dan Ford Motor Co.

Sejauh ini, dari 15% perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan, 78% dari mereka merilis pendapatan yang lebih baik dari perkiraan, di atas rata-rata pendapatan dalam lima tahun terakhir. Sayangnya jumlah emiten yang berpotensi membebani sentimen investor hanya 53% perusahaan yang akan melaporkan penjualan di atas perkiraan, tertinggal dari rata-rata lima tahun.

Pergerakan bursa juga dipengaruhi dengan fluktuasi harga minyak mentah saat ini. Harga minyak menguat, dimana minyak mentah West Intermediate Texas (WTI) naik lebih dari 2% setelah laporan bahwa AS akan berhenti mengeluarkan keringanan untuk negara-negara yang mengimpor minyak Iran.

Data ekonomi yang mempengaruhi perdagangan adalah indeks aktivitas nasional yang dilaporkan oleh Bank Sentral AS wilayah Chicago dimana naik ke posisi negatif 0,15 untuk bulan Maret dari negatif 0,31 pada Februari. Nilai nol menunjukkan ekonomi nasional berkembang pada tingkat tren pertumbuhan sementara nilai negatif menunjukkan pertumbuhan di bawah tren dan bacaan positif menunjukkan tren di atas.

Sementara data lainnya menyatakan bahwa penjualan rumah yang ada dalam tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman berada pada angka 5,21 juta pada bulan Maret, atau sebesar 4,9% lebih rendah dari penjualan di bulan Februari, dan melewatkan konsensus para ekonom sebesar 5,3 juta.

Dengan segala sentimen ini, para investor memilih sikap berhati-hati sambil menunggu laporan pendapatan lebih lanjut. Data yang paling penting dan ditunggu akan muncul pada akhir pekan ini, yaitu angka PDB AS.

Dengan rasio S&P 500 forward PE (price-to-earning) berada di dekat tertinggi 16,8 dan indeks 1,2% di bawah rekor historisnya, investor perlu hasil yang meyakinkan untuk terus membeli ekuitas di level saat ini. Disisi lain, Federal Reserve memiliki batasan pada apa yang dapat dilakukan untuk mengetatkan kebijakan moneter, dan melonggarkan kebijakan mungkin tidak terjadi kecuali jika kita melihat tanda-tanda serius penurunan inflasi, yang tidak terjadi pada saat ini. Itu sebabnya kekecewaan dalam hasil minggu ini dapat menyebabkan koreksi tajam dalam perdagangan di bursa saham.

Sejumlah saham menarik perhatian investor, antara lain saham Tesla Inc. yang turun 3,9%. Pembuat mobil listrik ini dilaporkan sedang menyelidiki sebuah video dari Shanghai yang tampaknya menunjukkan mobil Tesla yang diparkir terbakar. Tesla menjadi tuan rumah Hari Otonomi pada hari Senin di mana perusahaan meluncurkan upaya terbaru pada teknologi self-driving. Itu terjadi hanya dua hari sebelum hasil kuartal pertama, yang diperkirakan akan menunjukkan kerugian karena penjualan kendaraan yang kendur.

Saham Halliburton Co. berbalik arah untuk turun 0,1% setelah perusahaan melaporkan laba dan penurunan pendapatan yang lebih baik dari yang diharapkan Wall Street. Begitu juga dengan saham Bed Bath & Beyond Inc. yang turun 4% setelah peritel ini mengumumkan bahwa mereka akan mengubah komposisi dewan dalam menanggapi tekanan pemegang saham.

Saham KeyW Holding Corp berhasil menguat 42% setelah perusahaan teknik dan teknologi ini mengumumkan akan diakuisisi oleh Jacobs Engineering Group Inc. dalam kesepakatan senilai $ 815 juta, termasuk utang $ 272 juta. (Lukman Hqeem)