ESANDAR – Bursa saham Asia siap untuk mengikuti hasil perdagangan di Wall Street yang lebih rendah pada hari Rabu (24/03/2021) karena biaya stimulus AS dan rencana infrastruktur dan pandemi baru membatasi selera risiko investor. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2%. Indek Nikkei berjangka turun 0,6%.
Saham dengan kapitalisasi kecil, energi dan ekuitas internasional jatuh pada hari Selasa. Di Wall Street, Dow Jones turun 308,05 poin, atau 0,94% menjadi 32.423,15, S&P 500 kehilangan 30,07 poin, atau 0,76% menjadi 3.910,52 dan Nasdaq turun 149,85 poin, atau 1,12% menjadi 13.227,70.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun naik 19/32 dalam harga menghasilkan 1,6153%, dari 1,682% pada Senin malam setelah Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen berbicara kepada Kongres. Powell meremehkan risiko inflasi. Yellen mengatakan ekonomi AS tetap berisiko saat dia menjawab pertanyaan anggota parlemen tentang kemungkinan infrastruktur dan rencana kenaikan pajak yang sedang dipertimbangkan.
Sementara itu, Jerman memperpanjang pengunciannya hingga 18 April. Sebuah badan kesehatan AS mengatakan vaksin AstraZeneca Plc yang dikembangkan dengan Universitas Oxford mungkin menyertakan informasi yang sudah ketinggalan zaman dalam datanya, yang semakin memicu kekhawatiran investor atas pemulihan tersebut.
Aset berisiko melanjutkan penurunan hari kedua mereka, karena kekhawatiran wabah meningkat di Eropa. Pasar obligasi mengalami arus masuk yang besar, semakin meratakan ujung panjang kurva.
Dolar AS naik terhadap sekeranjang mata uang utama, membebani harga emas.
Data manufaktur AS akan dirilis pada Rabu malam dan Powell diharapkan untuk memberikan kesaksian yang dipersiapkan yang sama kepada panel perbankan Senat.