ESANDAR, Jakarta – Korea Utara telah mengatakan kepada AS bahwa Kim Jong Un siap untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea, membuka jalan bagi pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara dan Presiden Donald Trump, menurut pejabat AS.
Para pejabat AS dan Korea Utara telah mengadakan kontak-kontak rahasia baru-baru ini, di mana Pyongyang secara langsung menyampaikan pesan tentang kesediaannya untuk mengadakan KTT, kata pejabat itu kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Pejabat AS tersebut tidak mengatakan kapan dan bagaimana jaminan itu disampaikan, tetapi para pejabat AS dan Korut telah berkomunikasi. “AS telah mengkonfirmasi bahwa Kim Jong Un bersedia membahas denuklirisasi Semenanjung Korea,” kata seorang pejabat administrasi Trump pada hari Minggu (08/04/2018).
Harapan untuk terobosan yang mungkin mengakhiri lebih dari enam dekade permusuhan di Semenanjung Korea dibangkitkan bulan lalu ketika penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, mengatakan kepada Gedung Putih bahwa Korut siap untuk terlibat dalam pembicaraan tentang denuklirisasi Korea Peninsula dan akan menahan diri dari uji coba nuklir dan rudal.
Hingga saat ini, Washington bergantung pada keyakinan Korea Selatan akan niat Kim. Utusan Korea Selatan mengunjungi Washington bulan lalu untuk menyampaikan undangan Kim untuk bertemu. Trump, yang telah bertukar ancaman dengan Kim pada tahun lalu, mengejutkan dunia dengan segera setuju untuk bertemu dengan Kim untuk membahas krisis mengenai pengembangan senjata nuklir Pyongyang yang mampu menyerang AS.
Namun Pyongyang tidak membongkar keheningan publiknya di puncak, yang menurut para pejabat AS sedang direncanakan untuk Mei. Tidak ada kata segera di tempat yang mungkin untuk pembicaraan, yang akan menjadi yang pertama antara presiden AS yang duduk dan seorang pemimpin Korea Utara.
Tentang bagaimana Korea Utara akan mendefinisikan denuklirisasi, Washington ingin melihat Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya. Korea Utara telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa mereka dapat mempertimbangkan menyerahkan persenjataan nuklirnya jika AS menarik pasukannya dari Korea Selatan dan menarik kembali apa yang disebut payung pencegahan nuklir dari Korea Selatan dan Jepang.
Beberapa analis mengatakan keinginan Trump untuk bertemu Kim memberi Korea Utara kemenangan diplomatik, karena AS telah bersikeras selama bertahun-tahun bahwa setiap KTT tersebut didahului oleh langkah Korea Utara untuk denuklirisasi. (Lukman Hqeem)