Bank Sentral AS, Federal Reserve bersikap fleksibel dan membuka wacana suku bunga bisa turun nol persen lagi.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.


Sementara kolumnis MarketWatch Nigam Arora menulis dalam artikel baru-baru ini bahwa pertanyaan besar ke depan untuk pasar adalah “Apakah The Fed mau mengalah atau tetap pada jalurnya yang sekarang? Jika Fed tetap pada jalurnya sekarang, akan ada penyusutan P/E. Dengan kata lain, pernyataan Arora ini menggarisbawahi bahwa harga saham akan cenderung turun karena pengetatan Fed mendorong biaya pinjaman lebih tinggi bagi perusahaan sehingga membebani penilaian ekuitas.

Pakar pasar lainnya memprediksi bahwa bukti pertumbuhan ekonomi di luar negeri melamban. Jerman misalnya, pertumbuhan ekonominya tergelincir pada kuartal ketiga. Dimana tingkat ekspansi mencapai posisi terendah sejak 2013.

Setidaknya ini bisa memaksa The Fed untuk menghentikan rencana menaikkan suku bunga secara agresif pada 2019.
David Bianco, kepala investasi untuk Amerika di DWS, mengatakan bahwa “Fed harus memperlambat laju kenaikan, mengingat laju inflasi yang terkandung dan pertumbuhan lebih lambat di masa depan”, ujarnya dalam sebuah catatan pada Selasa (20/11).

Meski berharap agar The Fed meninjau kembali kebijakannya, kolumnis The Wall Street Journal yaitu Nick Timiraos dan Gregory Zuckerman pada hari Selasa (20/11) menulis bahwa pembuat kebijakan tidak mungkin memenuhi permintaan pasar. Sebagaimana terlihat saat Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell berbicara di Dallas pada pekan lalu. Powell mengakui bahwa aksi jual pasar baru-baru ini dapat mengurangi pertumbuhan dan memperketat kondisi keuangan, tetapi itu tidak menyurutkan bagi Fed untuk mengubah rencana kebijakannya, tulis mereka.

Untuk memastikan akan hal itu, ada sejumlah faktor yang telah berkontribusi terhadap saham yang jatuh pada bulan Oktober dan November. Menunjuk pada pernyataan Powell pada awal bulan Oktober bahwa Fed telah melalui “jalan panjang” dari tingkat netral sebagai setidaknya bagian dari penyebab jatuhnya harga saat ini.

Tingkat netral adalah tingkat teoritis di mana ekonomi tidak didorong atau terhambat. Ini adalah titik di mana investor berpikir bahwa Fed mungkin mendinginkan laju kenaikan suku bunganya.

Ada harapan agar Jerome Powell bisa bersikap lebih dovish. Sebagaimana dikatakan oleh Steve Goldstein dari Marketwatch bahwa Powell mungkin bersikap lebih dovish, atau akomodatif, sekitar netral, dimana the Fed melihat apa yang disebut tingkat netral adalah diangka sekitar 3%, dan tingkat suku bunga federal saat ini masih pada kisaran antara 2% – 2,25 %.