Donald Trump

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Presiden AS Donald Trump mencuitkan ucapan terima kasih atas jatuhnya harga minyak ini. Ia berterima kasih kepada Arab Saudi atas harga minyak mentah saat ini diharga $ 54, dan berharap penurunan lebih dalam lagi. Trump mengatakan ia ingin melihat harga minyak yang lebih rendah dan ingin Arab Saudi terus memompa minyak ke pasar.

Dalam sebuah laporan, Bloomberg mengatakan produksi minyak Arab Saudi melonjak ke rekor dekat sekitar 10,8 juta hingga 10,9 juta barel per hari pada bulan ini. Pada saat yang sama, produsen terkemuka AS dan Rusia, juga memompa minyak mentah pada level rekor, yang menyebabkan pasokan global secara signifikan melebihi permintaan, menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional.


Dalam konteks hubungan Arab Saudi – AS, diyakini bahwa Arab Saudi akan enggan memangkas produksinya. Jika mereka mencoba dan menerapkan pemangkasan tahun depan, Donald Trump bisa membalas dengan mengambil sikap keras pada sanksi di Arab Saudi sebagai tanggapan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.


Hal itu membuat Saudi berada dalam posisi “terikat” jika mereka memutuskan untuk mengambil sebagian besar pemotongan. Kondisi ini berbeda dengan Rusia yang bisa memainkan peran lebih leluasa. Arab Saudi juga akan merugi sendiri jika memangkas produksinya, karena pangsa pasarnya akan berpotensi bisa mendapatkan pengganti dari produksi AS.

Donald Trump juga memberikan keringanan kepada pembeli utama minyak mentah Iran setelah diberlakukannya sanksi AS terhadap Republik Islam awal November ini. Tentu saja ini memicu penjualan global dalam minyak. Mengingat awalnya sanksi tersebut diharapkan bisa menjaga sebagian besar minyak Iran keluar dari pasar.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para sekutunya mengisyaratkan awal bulan ini bahwa mereka dapat memberlakukan pemotongan produksi bersama. Itu akan terjadi hanya beberapa bulan setelah kelompok itu memutuskan untuk meningkatkan produksi setelah lebih dari satu tahun menahan diri. OPEC telah mencapai kesepakatan awal untuk memangkas produksi pada pertemuan bulan depan, tetapi belum menyepakati jumlah tersebut, menurut Reuters.

Disisi lain, volatilitas pasar saham telah menambah kekhawatiran akan kehausan global akan minyak dengan berbagai kelompok, termasuk OPEC, yang memangkas prospek pertumbuhan permintaan minyak mereka untuk tahun ini dan tahun depan. (Lukman Hqeem)