ESANDAR – Dolar AS jatuh saat bursa saham mencatat kenaikan tipis pada perdagangan di hari Senin (04/11/2024). Para investor bersikap hati-hati sebelum pemilihan presiden AS yang akan berdampak pada ekonomi dunia berlangsung pada esok hari. Rencana pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS juga diharapkan terjadi dalam akhir minggu ini, turut membebani Greenbacks.
Dalam pemilihan presiden AS, kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Republik Donald Trump tetap imbang dalam jajak pendapat menjelang pemungutan suara hari Selasa. Mungkin tidak jelas siapa yang menang selama berhari-hari setelah pemungutan suara berakhir.
Kebijakan Trump tentang imigrasi, pemotongan pajak, dan tarif dapat memberikan tekanan ke atas pada inflasi, imbal hasil obligasi, dan dolar, menurut para analis, sementara Harris dipandang sebagai kandidat penerus.
Indek dolar AS (DXY) tidak berubah pada 103,86. Dolar merosot terhadap sejumlah mata uang Eropa dan Asia, kehilangan 0,46% terhadap euro dalam perdagangan EUR/USD menjadi $1,088, dan turun 0,6% terhadap yen Jepang dalam perdagangan USD/JPY menjadi 152,11.
Di pasar Treasury AS, yang telah memperkirakan kemenangan Trump dalam sebulan terakhir yang membuat imbal hasil melonjak lebih tinggi, para pedagang menyamakan posisi pada hari Senin setelah jajak pendapat menunjukkan Harris dengan keunggulan mengejutkan di Iowa. Imbal hasil Treasury AS turun secara menyeluruh. Imbal hasil pada obligasi acuan AS 10 tahun turun lebih dari 5 basis poin (bps) menjadi 4,3089%. Imbal hasil Treasury AS dua tahun turun untuk pertama kalinya dalam enam hari, turun 2,8bps pada 4,1743%.
Pemilihan Presiden AS dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk arah ekonomi dunia dan geopolitik untuk empat tahun ke depan. Masih ada ketidakpastian yang besar seputar hasil, termasuk persaingan yang sangat ketat di DPR, dan kapan kita akan mengetahuinya.”
Pelaku pasar juga menitik beratkan perhatian mereka pada rencana pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral. Langkah The Fed untuk menurunkan suku bunga akan menjadi katalis kebijakan moneter global. Sejumlah bank sentral lain diyakini akan mengikuti langkah serupa, seperti Bank of England (BoE), Reserve Bank of Australia (RBA), Riksbank Swedia, dan Norges Bank Norwegia.
Sejauh ini pasar cenderung meyakini pemangkasan suku bunga Fed akan dilakukan sebesar 25 basis poin. Meskipun demikian, berdasarkan data terkini bisa saja eksekutif Fed dalam FOMC memilih untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Dengan demikian, baik Pemilu dan ketidakpastian atas jalur fiskal mendatang juga mendukung argumen untuk berhati-hati dalam mengkalibrasi ulang kebijakan moneter.
Sementara sebagian pelaku pasar lain melihat pertemuan komite tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Tiongkok yang berpengaruh minggu ini menjadi perhatian utama investor. NPC bertemu dari Senin hingga Jumat, dan setiap rincian lebih lanjut tentang serangkaian langkah stimulus yang baru-baru ini diumumkan menjadi fokus.
Reuters melaporkan bahwa pada pertemuan NPC Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menyetujui penerbitan lebih dari 10 triliun yuan ($1,4 triliun) dalam bentuk utang tambahan dalam beberapa tahun ke depan untuk menghidupkan kembali ekonominya yang rapuh, sebuah paket fiskal yang diharapkan akan semakin diperkuat jika Trump memenangkan pemilihan.
Bank of England, akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis. Mereka juga diharapkan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 bps. Keputusannya menjadi rumit karena aksi jual obligasi pemerintah menyusul anggaran pemerintah Buruh minggu lalu. Poundsterling Inggris dalam perdagangan GBP/USD naik 0,3% menjadi $1,295, dibantu oleh dolar yang lebih lemah.
Dalam perdagangan komoditi, harga minyak turun 0,3% pada minggu lalu. Harga minyak naik setelah OPEC+ mengatakan pada hari Minggu akan menunda kenaikan produksi yang direncanakan pada bulan Desember selama satu bulan. Kontrak berjangka Brent naik 2,7% menjadi $75,08. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,95% menjadi $71,54.