ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat menunjukkan tren peningkatan yang nyata, menghilangkan ketegangan tingkat tinggi antara AS dan sejumlah mitra globalnya dalam perang dagang.
Namun demikian, Menurut John Normand, dari JPMorgan Chase & Co. mengatakan bahwa Donald Trump bisa salah perhitungan besar. Dalam catatan analisa yang dirilis pada 21 September kemarin, Normand menjelaskan bahwa ketakutan perdagangan telah dilihat oleh pelaku pasar sebagai ancaman paling signifikan terhadap kesehatan ekonomi global. Bahkan menurutnya, disaat reli bursa Saham AS sekalipun. Ia melihat disaat indek Dow Jones pada hari Jumat minggu lalu mencetak rekor back-to-back tertinggi sepanjang masa, tetap saja investor tidak bisa mengabaikan begitu saja perselisihan antara Beijing dan Washington.
Terbukti setelah pada hari Senin (24/09), China menarik diri dari pembicaraan perdagangan dengan AS. Jalan yang dipilih ini menjadi bentrokan perdagangan terbuka yang akan menggangu tren pasar saham sejak pekan lalu. Beijing berang dengan keputusan Trump yang nekat memaksakan taruf baru senilai $ 200 miliar atau 10% pada impor Cina dan 5% hingga 10% bea impor sebesar $ 60 miliar di AS. barang mulai berlaku pada hari Senin.
Sejauh ini, Indek Dow Jones memang masih berada di trek kenaikannya sebesar 2,3%. Meskipun kemerosotan pada hari Senin terjadi, sementara Indek S & P 500 dalam kecepatan untuk menunjukkan keuntungan sebesar 0,5%. Sektor teknologi dan internet didalam bursa Nasdaq naik tipis 0,08% meski jatuh 1,7% dalam catatan bulanan di September ini. (Lukman Hqeem)