Berbaliknya arah perdagangan emas diakhir pekan kemarin secara tajam, sekali lagi membuktikan bahwa upaya untuk naik kembali akan menapaki jalan yang tidak mudah dan terjal. Dolar AS sempat melemah dan sepertinya memberikan ruang bagi harga Emas untuk dapat menguat kembali. Namun sejurus saat Dolar AS memangkas kerugiannya ditengah menguatnya risk appetite di bursa saham dan yield obligasi AS, harga emas berbalik mendapatkan tekanan. Secara teknis, terlihat harga masih akan berada dalam tekanan bearish disekitar $1710.
Harga emas sempat menguat dan mendekati area $1730 sebelum akhirnya mundur tajam menuju $1710, menghapus kenaikan harian. Stabilisasi Dolar AS dan rebound dalam imbal hasil membebani logam emas dalam perdagangan di hari Jumat (09/09/2022).
XAUUSD gagal menembus resistance kritis di sekitar $1730 dan melemah. Penembusan di atas akan memperkuat prospek emas, menargetkan $1745 pertama dan kemudian memperlihatkan garis tren turun di $1760. Di sisi lain, penutupan harian di bawah $1695 akan mengekspos area support jangka panjang di $1675 (terendah 2021 dan 2022).
Sementara itu, Dolar AS tetap turun, tetapi turun dari posisi terendah. Greenback bergerak dari posisi terendah, dengan DXY naik kembali menuju 109,00 dan imbal hasil 10-tahun AS pulih 3,30%. Pergerakan itu, membuat penghalang di sekitar $1730 dalam emas lebih kuat.
Bahkan nada yang lebih baik di Wall Street tidak menutup retret. XAUUSD menemukan support di $1710 dan akan segera berakhir di sekitar $1715, di bawah level resistance utama tetapi juga bertahan di atas $1700.
Pada hari Kamis, Ketua Fed Powell melanjutkan dengan nada hawkish. Minggu depan, nomor kuncinya adalah IHK AS Agustus pada hari Selasa. Jika pelaku pasar melihat angka yang telah mencapai puncaknya, emas bisa mendapatkan keuntungan.