ESANDAR, Jakarta – Indikasi penguatan kembali ekonomi China yang hadir bersama dengan tanda-tanda kemajuan negosiasi tarif antara AS-China, memicu selera investor untuk berburu aset yang dianggap berisiko pada perdagangan hari Senin (01/04). Tak ayal hal ini membuat dolar AS sedikit menurun.
Diberitakan bahwa indek manajer pembelian manufaktur Markit / Caixin China naik menjadi 50,8 pada bulan Maret, mengalahkan ekspektasi 49,8, dan hasil bulan sebelumnya 49,9. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi ekonomi. Dengan indikator ini, bursa saham global oleh optimisme pasar.
Indek Dolar AS terakhir sedikit berubah di wilayah negatif di 97,256, setelah mencatat kinerja mingguan terbaik sejak pertengahan Januari pekan lalu. Dalam data ekonomi A.S., penjualan ritel Februari memang mengecewakan perkiraan, sementara indeks manufaktur ISM untuk bulan Maret dan Februari pengeluaran konstruksi melebihi harapan.
Yuan Tiongkok sedikit berubah di wilayah positif terhadap greenback, karena mata uang negara berkembang menguat di seluruh dunia. Satu dolar terakhir dibeli 6,7115 yuan pada perdagangan USDCNY, di Beijing, dan 6,7207 yuan di pasar luar negeri.
Data China juga membantu untuk mengimbangi beberapa data ekonomi yang tidak bersemangat dari Eropa, di mana estimasi akhir PMI manufaktur Jerman untuk Maret pada angka 44,1. Angka terakhir untuk zona euro adalah 47,5, yang menunjukkan kontraksi ekonomi. Inflasi zona euro, sementara itu, melambat menjadi 1,4% pada bulan Maret. Akibatnya, Euro dalam perdagangan EURUSD, mengoreksi kenaikan sebelumnya dan merosot ke $ 1,1208, atau turun 0,1%.
Menghadapi Brexit, Parlemen Inggris akan memungut suara kembali dimana skala yang lebih rendah dari rencana alternatif Brexit pada hari Senin. Voting pada empat alternative, dipangkas dari pemungutan suara yang tidak meyakinkan pada minggu lalu dari pada delapan opsi. Mencakup pemungutan suara pada referendum kedua dan serikat pabean.
Alternatif serikat pabean datang paling dekat dengan mayoritas, minggu lalu, kalah dengan hanya enam suara. Perdana Menteri Theresa May menginstruksikan kabinetnya untuk memboikot pemilihan indikatif Senin, menurut Guardian. Setelah menolak rencana Brexit May minggu lalu untuk ketiga kalinya, Inggris memiliki waktu hingga 12 April untuk membuat rencana alternatif, meskipun pelaku pasar telah menyatakan kemungkinan kesepakatan kembali lagi.
Poundsterling Inggris dalam perdagangan GBPUSD, menjadi pemain G-10 terkuat pada perdagangan hari Senin, mencerminkan ekspektasi pasar bahwa Inggris tidak akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Sterling membeli terakhir $ 1,3122, versus $ 1,3035.
Sementara itu, pada pemilihan umum di Turki, partai AKP Turki yang dipimpim oleh Recep Tayyip Erdogan harus kehilangan kendali atas ibu kota Ankara dalam pemilihan lokal akhir pekan lalu, yang merupakan pukulan telak bagi presiden.
Akibatnya, Lira Turki dalam perdagangan USDTRY, yang awalnya dijual pada paruh pertama hari perdagangan Eropa, tetapi sejak naik lebih tinggi di tengah melemahnya dolar AS secara keseluruhan. Antara tinggi dan rendahnya, mata uang Turki telah berayun 3,2% pada hari Senin. Satu dolar terakhir dibeli 5,4914, turun 1,6%.
Lira telah mengalami sejumlah hari yang bergejolak menjelang pemilihan Turki, yang pekan lalu mendorong pemerintah untuk membatasi bank asing mengakses lira melalui transaksi swap, mengirimkan lonjakan biaya pinjaman semalam (swap). (Lukman Hqeem)