Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sektor manufaktur Inggris menunjukkan ekspansi tertinggi dalam satu tahun terakhir di tengah alotnya proses usulan kesepakatan Brexit di Parlemen Inggris. Hal ini menjadi angin segar ditengah kejenuhan pasar dengan sentiment politik tersebut.

ISH Markit melaporkan data aktivitas manufaktur tersebut. Dengan angka indeks 50 yang menjadi ambang batas antara ekspansi dan kontraksi, indeks aktivitas manufaktur Inggris dirilis sebesar 55,1 untuk bulan Maret, naik dari bulan sebelumnya sebesar 52,1. Rilis data di bulan Maret tersebut menjadi yang tertinggi, persis satu tahun lalu sejak Maret 2018.

Dengan indikasi yang demikian, membuat Poundsterling dalam perdagangan mata uang mengalami penguatan kembali. GBPUSD memantapkan posisi di zona hijau pada awal perdagangan minggu ini.

Penguatan poundsterling memang terbatasi dengan ketidakpastian usulan kesepakatan Brexit yang kembali terganjal di tingkat Parlemen. Perdana Menteri, Theresa May, telah mengalami tiga kali penolakan saat mengajukan proposal. Di sisi lain, delapan proposal alternatif yang dibuat Parlemen Inggris pada pekan lalu, tidak satupun yang berhasil meraih suara mayoritas saat voting dilakukan.

Sesuai kesepakatan dengan Uni Eropa jika PM May kalah ketiga kalinya, maka Brexit harus dilakukan pada 12 April, dan kemungkinan besar Inggris akan keluar tanpa kesepakatan apapun atau hard Brexit. Hard Brexit dikhawatirkan akan membawa ekonomi Inggris ke dalam resesi, meski sampai saat ini kinerja ekonominya masih bagus.

Kabar terakhir dari Inggris menyebutkan jika PM May berusaha mengajukan proposal yang baru, sementara Parlemen Inggris akan membuat proposal alternatif lagi pada hari Senin waktu setempat.

Kuatnya perekonomian Inggris memang sudah sejak lama berembus, bahkan diakui oleh Bank of England (BOE) hingga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% pada Agustus tahun lalu. Dengan lingkungan yang demikian, pergerakan pasangan GBPUSD diperkirakan masih akan menguat ke level US$ 1,34 di kuartal-II tahun ini, meski terjadi Brexit. (Lukman Hqeem)