Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas naik ke posisi tertinggi dalam tiga bulan ini, dalam perdagangan hari Kamis (01/11). Menariknya, kenaikan ini terjadi setelah sehari sebelumnya harga jatuh ke pisisi terendah dalam tiga minggu terakhir. Kenaikan didorong oleh melunaknya Dolar AS paska pernyataan Presiden Donald Trump yang mengendurkan syaraf ketegangan perang dagang.


Sementara itu, bursa saham AS juga naik ke posisi lebih tinggi. Indek S & P 500 melihat kemenangan beruntun tiga hari pertama dalam enam minggu karena emas kontrak berjangka berakhir. Kenaikan di pasar saham ini telah membatasi kenaikan harga emas secara keseluruhan hingga saat ini.


Aksi beli emas kembali marak terjadi pada perdagangan kali ini. Jatuhnya harga ke posisi termurah dalam tiga minggu, membuka pintu masuknya sejumlah investor dan spekulan yang melakukan aksi beli ramai-ramai. Momentum semakin terbuka dengam melemahnya Dolar AS atas sejumlah mata uang lainnya. Euro dalam perdagangan EURUSD bahkan mampu mengungguli Dolar AS.


Harga Emas untuk pengiriman bulan Desember di Comex naik $ 23,60, atau 1,9%, untuk menetap di $ 1,238.60 per ons, menandai penyelesaian tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 16 Juli. Kenaikan terjadi hanya sehari setelah harga menetap di $ 1,215 yang merupakan harga terendah sejak 10 Oktober. Untuk minggu ini, mereka berbalik lebih tinggi untuk berdagang 0,5%.


Dalam catatan kinerja bulanan, harga logam mulia naik sekitar 1,6%. Itu merupakan bulan terbaik sejak Juli karena kenaikan bulan Oktober ini terjadi setelah enam kali penurunan bulanan berturut-turut. Logam Mulia menguat karena bursa saham mengalami kerugian sepanjang bulan Oktober. Perdagangan sepanjang bulan ini memang brutal dan volatile. Indek S & P 500 turun 6,8% untuk bulan ini.


Sementara Indek dolar AS turun 0,9% ke 96,266 pada hari Kamis. Mengakhiri pergerakan dibulan Oktober dengan kenaikan bulanan sebesar 2,1%. Harga komoditas dalam dolar sering berbanding terbalik dengan dolar. Oleh sebab itu, kenaikan ini membuat harga komiditas tertekan.


Sentimen penggerak pasar selanjutnya adalah sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Angkatan kerja AS yang akan dilaporkan pada Jumat ini oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Angka Nonfarm payrolls diperkirakan akan naik hingga 188.000. Namun, laporan ketenagakerjaan nasional versi ADP yang telah dilaporkan pada Rabu naik hingga 227.000. Laporan ini bisa mengindikasikan angka pekerjaan hari Jumat bisa lebih kuat dari perkiraan.


Data yang perlu dicermati pelaku pasar adalah angka permintaan emas itu sendiri. Terkini dikabarkan dari World Gold Council bahwa permintaan global untuk emas, naik 6,2 metrik ton secara tahun ke tahun menjadi 964,3 metrik ton pada kuartal ketiga, demikian laporan yang dirilis Kamis.

Dalam laporan itu juga mengatakan bahwa pembelian emas oleh bank-bank sentral meningkat tajam pada kuartal ketiga tahun ini. Bahkan mencapai ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun. Jumlah bersih pembelian bank sentral naik 22% YoY menjadi 148,4 metrik ton pada kuartal ketiga. Itu adalah angka permintaan bank sentral kuartalan tertinggi sejak kuartal keempat 2015. (Lukman Hqeem)