ESANDAR, Jakarta – Harga emas dalam perdagangan hari Selasa (02/04) berakhir dengan naik tipis. Sehari sebelumnya, harga emas berada di bawah tekanan. Terdesak oleh putaran data yang cukup optimis pada aktivitas manufaktur dari China dan AS. Kepercayaan diri investor memicu kenaikan di bursa saham dan aset lainnya yang dianggap berisiko dan merampas aset surga dari daya tarik mereka.
Tidak bertahan lama, indek bursa saham menunjukkan adanya tekanan jual setelah membukukan kenaikan tajam. Dimulai ketika indikator ekonomi AS menunjukkan angka pesanan untuk barang-barang tahan lama mengalami penurunan pada bulan Februari untuk pertama kalinya dalam empat bulan dan investasi bisnis terus melunak, mencerminkan ekonomi AS yang lebih lambat di awal tahun baru.
Pesanan barang tahan lama merosot 1,6%, dibandingkan dengan konsensus ekonom yang menyatakan akan terjadi penurunan 2,1%, sebagian besar karena lebih sedikit pemesanan untuk pesawat komersial dan perangkat keras terkait pertahanan, kata Departemen Perdagangan.
Harga Emas untuk pengiriman bulan Juni pada bursa Comex naik $ 1,20, atau kurang dari 0,1%, berakhir di $ 1,295.40 per troy ons. Harga emas kemungkinan akan menguji level support di dekat $ 1.280 dalam waktu dekat, sementara penguatan kembali hingga menembus harga psikologisnya di atas level $ 1.300 diperlukan untuk membujuk datangnya tren kenaikan kembali.
Dalam jangka pendek, harga emas masih berpeluang terkoreksi kembali. Meski dalam jangka menengah dan panjang, memendam potensi kenaikan harga lebih lanjut. Risiko geopolitik terkait Brexit, dengan ketidakpastian perundingan perdagangan AS-China dan sikap Federal Reserve yang lunak kemungkinan akan terus mendukung kenaikan harga emas. (Lukman Hqeem)