ESANDAR – Bursa sasar saham global bergulat dengan ketakutan yang salin menular pada hari Selasa (21/09/2021), dipicu oleh masalah di China Evergrande atas risiko raksasa properti itu bisa gagal bayar pada tumpukan utangnya yang besar. Ini mendorong investor untuk melarikan diri dari aset berisiko, khususnya saham.
Alhasil bursa saham Asia gelisah dengan volume perdagangan yang tipis karena libur umum. Bursa China daratan dan Taiwan masih ditutup sementara pasar Korea tetap tutup hingga Rabu besok.
Indek Hang Seng Hong Kong berusaha pulih dari penurunan awal untuk diperdagangkan mendekati datar karena perusahaan keuangan dan properti melambung, sementara Indek Nikkei Jepang kembali dari liburan pasar dengan penurunan hampir 2%. Indek S&P 500 berjangka naik 0,3% menyusul penurunan terbesar indeks tersebut dalam dua bulan di perdagangan sebelumnya.
Investor khawatir jatuhnya likuidasi China Evergrande bisa beriak dan menghantam sektor properti China disaat perekonomian negara tersebut itu sudah terlihat rapuh. Sebagaimana diberitakan, Sebuah ujian besar tampak pada hari Kamis minggu lalu ketika pembayaran bunga obligasi Evergrande jatuh tempo. Gagal melunasi bunga dalam waktu 30 hari akan membuat obligasi gagal bayar. Saham Evergrande turun 4% di Hong Kong, meskipun tetap di atas posisi terendah yang dicetak pada Senin lalu.
Regulator telah memperingatkan pengembang tersebut bahwa kewajibannya sebesar $305 miliar dapat memicu risiko yang lebih luas terhadap sistem keuangan China jika utangnya tidak distabilkan. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah Evergrande dapat melakukan pembayaran, dan jika tidak, apakah pihak berwenang akan menyelamatkannya. Dalam jangka panjang, apabila hal ini berdampay pada pertumbuhan ekonomi China yang lebih lambat, akan menimbulkan kerugian pula bagi negara-negara sekitarnya.