Federal Reserve berselisih dengan Gedung Putih terkait kebijakan suku bunganya.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sepekan ini, perselisihan antara Gedung Putih dan Federal Reserve memanas. Sejak Selasa hingga Kamis, Presiden Donald Trump mengkritik apa yang dilakukan oleh The Fed terkait suku bunga.


Gubernur Bank Sentral AS wilayah Kansas Esther George mengatakan pada hari Kamis (11/10) bahwa dia lebih menyukai kenaikan suku bunga secara bertahap, meskipun ia tidak menentukan waktu dan tingkat tindakan lebih lanjut.


Menurutnya, “Jalan kebijakan tidak dapat berada di jalur yang sudah ditentukan pada tahap ekspansi ini,” kata George, dalam pidato yang dipersiapkan untuk disampaikan ke Forum Ekonomi di Tulsa, Okla. George mengatakan risiko terhadap ekonomi saat ini seimbang. Pada sisi atas, kebijakan fiskal dan kepercayaan konsumen yang meningkat dapat menyebabkan pertumbuhan dan inflasi yang lebih tinggi. Pada sisi negatifnya, ketidakpastian perdagangan dan meningkatnya risiko di pasar negara berkembang dapat memperlambat pertumbuhan AS. George akan menjadi anggota voting komite suku bunga Fed pada 2019.


Sebelumnya, Presiden Donald Trump melontarkan kritik kerasnya terhadap Federal Reserve atas kebijakan suku bunga mereka, sebagai sebab aksi jual di pasar saham yang curam. Dalam sebuah wawancara di program TV “Fox and Friends” pada Kamis pagi, Trump menjawab “The Fed semakin sedikit lucu. Itu saja. Sungguh menggelikan apa yang mereka lakukan. “


Sehari sebelumnya, setelah penutupan perdagangan saham, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa “The Fed membuat kesalahan.” Bahkan ia mengatakan dengan keras “Saya pikir Fed sudah gila,” tambahnya. Dalam wawancara selanjutnya dengan Fox News, Rabu malam, Trump mengatakan Fed telah “gila” dan tidak ada alasan bagi mereka untuk melakukannya.
Trump juga mengkritik the Fed pada hari Selasa.


Bukan hanya dalam sepekan ini saja, bahkan sejak bulan Juli, Trump telah menjelaskan bahwa dia tidak suka rencana Fed untuk menaikkan suku bunga jangka pendek secara bertahap. Aksi jual pasar saham telah meningkatkan kemarahannya.
Beberapa ekonom berpikir apa yang dilontarkan Donald Trump ada benarnya. Mike Pearce, kepala ekonom di Capital Economics, mengatakan dia melihat tanda-tanda tersebar ekonomi sudah mulai mendingin. – Dukungan Bagi Trump.


Sementara Krishna Guha, mantan staf Fed senior dan sekarang wakil ketua di Evercore ISI, mengatakan bahwa kritik tersebut akan memiliki dampak material pada jalur kebijakan, tetapi dapat berdampak pada cara Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell berbicara tentang jalur kebijakan. Jalur yang lebih bijaksana bagi the Fed dalam menghindari pembicaraan tentang kebijakan yang perlu pindah ke wilayah terbatas sampai tahun depan. (Lukman Hqeem)