ESANDAR, Jakarta – Seperti yang diduga, Presiden Donald Trump membatalkan secara resmi kesepakatan nuklir Iran dan kembali memberlakukan sanksi.
Trump mengatakan AS akan menarik diri dari perjanjian penting yang dibuat pada tahun 2015 untuk mengekang program nuklir Iran. Lebih lanjut dikatakan olehnya bahwa ia akan memulihkan kembali sanksi keuangan terhadap Republik Islam, menjadikan Timur Tengah sebagai periode ketidakpastian baru.
Dia menyebut kesepakatan yang dibuat pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama itu sebagai “kesepakatan sepihak yang seharusnya tidak pernah dilakukan.” Sehingga iInilah yang dipertaruhkan dalam penarikan tersebut.
Menyikapi perkembangan tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi keputusan tersebut dengan cermat, dengan potensi dampak untuk pertemuan mendatangnya dengan Trump, menurut mantan duta besar Cina untuk Pyongyang.
Sementara itu, para pemimpin Cina, Korea Selatan dan Jepang bertemu di Tokyo. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menyambut Perdana Menteri China Li Keqiang dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk pertemuan puncak trilateral pertama dalam tujuh tahun, yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi Abe untuk mengunjungi China.
Selain itu, selama dua hari terakhir, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah bertemu dengan Kim di kota pelabuhan Dalian Cina. Ini merupakan pertemuan kedua antara pejabat tinggi Cina dan Korea Utara dalam dua bulan terakhir.
KTT itu terjadi setelah kunjungan dua hari Kim yang mengejutkan ke Beijing pada akhir Maret, perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak mengambil alih kekuasaan pada 2011.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sedang dalam perjalanan ke Korea Utara untuk mempersiapkan pembicaraan dengan Kim dan mendiskusikannya kemungkinan pembebasan tahanan Amerika.
Xi juga berbicara dengan Trump tentang Korea Utara dan “pentingnya penerapan sanksi berkelanjutan” sampai Kim membongkar program nuklirnya, sementara di Jenewa, Cina dan AS, duta besar untuk Organisasi Perdagangan Dunia bentrok atas tarif yang diusulkan Trump pada $ 150 miliar barang-barang Cina.
Dari Australia dikabarkan bahwa neraca perdagangan negeri Kanguru tersebut diperkirakan akan surplus satu tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Pencapaian ini berkat pendapatan tak terduga yang tepat waktu.
Dalam sebuah cetak biru yang disiarkan oleh anggota parlemen Scott Morrison pada Selasa malam di Canberra telah membentuk sebagai upaya konservatif untuk membuktikan kredensial ekonomi pemerintah setahun keluar dari pemilihan umum. Perhatian pasar akan tertuju pada peringkat jajak pendapat yang menandai dimana pemerintah Australia mengumumkan pemotongan pajak sederhana untuk berpenghasilan rendah dan menengah.
Merespon perkembangan terkini, pada perdagangan komoditi berjangka , harga minyak mentah WTI naik secara liar pada Selasa. Menyusul kabar yang saling bertentangan dalam persiapan menuju pengumuman Trump. Perdagangan di bursa berjangka juga berbalik arah naik, mengupas kerugian setelah presiden menegaskan AS akan menarik diri.
Sementara itu, Dolar menguat dan imbal hasil Treasury terdorong lebih tinggi setelah Chief Executive Officer JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon memperingatkan bahwa 4 % suku bunga mungkin akan datang. Dolar melanjutkan kenaikannya lebih tinggi karena saham AS jatuh.
Pasar di Asia pada Rabu (09/05) kemungkinan akan terpengaruh dengan berita keputusan Iran oleh Donald Trump. Sementara laporan penghasilan emiten besar akan menjadi focus. Emiten seperti Toyota Motor Corp, SoftBank dan Mitsubishi Motors siap untuk melaporkan pendapatan mereka. (Lukman Hqeem)