Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas (XAU/USD) melakukan penurunan tajam, menembus level support psikologis $1.800,00 di awal perdagangan hari Kamis (15/12/2022). Logam mulia telah menyerahkan pergerakan rendah liar yang diilhami oleh kebijakan Federal Reserve (Fed) di $1.795,50 dan diperkirakan akan tetap gelisah.

Para investor telah mendukung risk off karena panduan puncak suku bunga yang lebih tinggi oleh Fed telah meningkatkan kekhawatiran resesi. Ketua Fed Jerome Powell melihat puncak suku bunga di 5,1% setelah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,50%. Indeks Dolar AS (DXY) telah naik mendekati 103,90 dan diperkirakan akan merebut kembali resistensi 104,00 ke depan.

Indek saham S&P500 berjangka telah menyerahkan seluruh kenaikan mereka` yang tercatat di awal Tokyo karena ketua Fed Jerome Powell belum mengkonfirmasi puncak inflasi. Ke depan, investor akan fokus pada rilis data Penjualan Ritel Amerika Serikat yang dijadwalkan Kamis. Penjualan Ritel November diperkirakan berkontraksi sebesar 0,1% vs. ekspansi 1,3% dilaporkan sebelumnya. Penurunan Penjualan Ritel mungkin mendukung harga Emas ke depan.

Secara teknis, harga emas tengah menurun menuju tepi bawah pola grafik Rising Wedge yang terbentuk pada skala empat jam. Pola grafik yang disebutkan di atas menunjukkan kontraksi volatilitas di ujung terowongan. Logam mulia telah turun mendekati Exponential Moving Average (EMA) periode 50 di $1.790,00 sementara EMA 200 di $1.754,34 masih naik, yang menunjukkan bahwa tren jangka panjang masih utuh. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) (14) gagal bergeser ke kisaran bullish 60.00-80.00 yang mengindikasikan bahwa bias naik telah memudar.