Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas jatuh pada perdagangan di hari Senin (12/12/2022) karena dolar AS menguat jelang data inflasi utama, dengan investor menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve untuk petunjuk lebih lanjut tentang sikap kenaikan suku bunga.

Harga emas di pasar spot tergelincir 0,4% menjadi $1.788,69 per ons, pada pukul 14:14 WIB. Emas di bursa berjangka AS sendiri turun 0,6% menjadi $1.799,10. Sementara indek dolar AS (DXY) naik 0,3%. Greenback yang lebih kuat membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Ini akan menjadi minggu yang besar bagi pasar dimana data inflasi AS dan pertemuan Fed berpadu menjadi sentiment utama. Pasar berpeluang mengalami volatilitas yang lebih rendah dan aksi harga yang berubah-ubah karena investor menjadi waspada terhadap peristiwa yang terjadi di depan.

Data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS akan dirilis pada hari Selasa dan pertemuan terakhir The Fed tahun 2022 yang dijadwalkan pada 13-14 Desember akan diawasi ketat oleh investor. Para pedagang menghargai peluang 93% dari kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh Fed.

Harga emas dapat diuntungkan jika IHK lebih lemah karena akan meningkatkan harapan Fed yang kurang agresif. Lintasan kenaikan suku bunga yang lebih lambat akan menguntungkan emas dan melihatnya menuju level tertinggi $1.824.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas karena menurunkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Inflasi AS naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan November di tengah lonjakan biaya layanan, tetapi trennya moderat, dengan inflasi tahunan di gerbang pabrik membukukan kenaikan terkecil dalam 1,5 tahun.

Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) juga akan mengumumkan kenaikan suku bunga minggu ini, karena pembuat kebijakan terus berjuang melawan inflasi.