Dolar AS siap pertahankan kenaikannya dalam minggu ini.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat oleh sejumlah data ekonomi AS, khususnya angka pekerjaan yang terserap menunjukkan peningkatan yang solid. Hal ini membuka ruang untuk kenaikan suku bunga Fed pada bulan ini.


Sentimen positif ini mendorong indeks dolar AS naik. Kenaikannya memperlemah daya tarik asset beresiko, seperti saham atau emas dan mata uang terkait lainnya. Disisi lain, ketegangan perang dagang AS dengan mitra kerjanya juga menjadi sentiment negatif pasar. Perang dagang membuat sejumlah mata uang negara berkembang anjloknya.


Dikabarkan bahwa tingkat upah per jam rata-rata naik 2.9 %, menandai lompatan terbesar sejak Agustus 2009. Sementara itu ada 201.000 pekerjaan baru diluar sektor pertanian pada bulan Agustus. Angka ini melebihi dari yang diperkirakan sebesar 191.000.


Pada perdagangan mata uang, EURUSD terlihat turun lebih lanjut di belakang penguatan dolar AS. Greenbacks bahkan mencatat kinerja mingguan yang positif. Data ketenagakerjaan AS semakin memperkokoh Dolar AS. EURUSD mencetak posisi terendah dalam 2-hari di 1.1549.


Sementara pada perdagangan Poundsterling, GBPUSD terlihat memudar dari lonjakan spontan keatas. Sempat naik di atas level psikologis 1.30 namun kemudian cepat mundur karena sejumlah data AS yang dirilis cukup solid untuk mendukung sentimen kenaikan suku bunga Fed berikutnya. Poundsterling awalnya mendapat dukungan kenaikan kuat terhadap mata uang utama lainnya.


Penguatan ini setelah kepala perunding BREXIT Uni Eropa Michel Barnier mengatakan bahwa mereka terbuka untuk membahas hambatan-hambatan lainnya yang berkaitan dengan perbatasan Irlandia. Barnier menegaskan bahwa skenario tidak ada kesepakatan adalah rencana resmi dari Inggris.


Dari Australia dikabarkan bahwa AUDUSD terlihat memperpanjang kerugiannya dan menyentuh level terendah sejak Februari 2016 di 0.7097 dengan penurunan 1.28% pada perdagangan hari Jumat disebabkan oleh kombinasi dari greenback yang lebih kuat dan pelemahan dollar Aussie sendiri.


Rencana Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif baru senilai $ 267 miliar atas barang-barang China di samping rencana $ 200 miliar akan memberikan tekanan ekonomi bagi Australia. Hubungan ekonomi Australia dengan China sangat erat. Gangguan ekonomi kepada China akan berdampak pada neraca perdagangan Australia – China pula, hal ini praktis membebani AUSUSD.


Dalam perdagangan USDJPY naik cukup tajam dengan 90 pips lebih tinggi pada hari Jumat dan telah mampu menghapus kerugian mingguan. Reli dollar AS terhadap mata uang utama paska dirilisnya data ketenagakerjaan AS menjadi penggerak utama. Sementara komentar dari pejabat Fed yang mendukung kenaikan suku bunga juga menambah kekuatan Dolar AS atas sejumlah mata uang lainnya. Selama sesi AS, pasangan ini mencetak harian tertinggi baru di 111.23.


Pada minggu ini, sejumlah indikator perlu menjadi perhatian. Diantaranya adalah indeks harga produsen AS bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Rabu dan data indeks harga konsumen yang akan dirilis Kamis. Investor sebaiknya tetap hati-hati dengan potensi kenaikan suku bunga AS. (Lukman Hqeem)