Donald Trump (Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.


Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah berargumentasi berulang kali dalam beberapa pekan terakhir bahwa Fed seharusnya tidak menaikkan suku bunga, dan mengecam bank sentral lagi pada hari Selasa (09/10) kemarin. Menurutnya, “The Fed melakukan apa yang mereka pikir perlu, tetapi saya tidak suka apa yang mereka lakukan karena kita memiliki inflasi yang benar-benar di cek,” kata Trump. Presiden mengatakan kepada wartawan sebelum ia naik ke Marine One bahwa Fed tidak perlu “seburu-buru itu.”


The Fed sendiri, sebagaimana dikabarkan telah menaikkan suku bunga jangka pendek delapan kali sejak Desember 2015 ke kisaran antara 2% -2,25% saat ini. Bahkan dalam pertemuan reguler mereka yang terakhir, dicanangkan rencana empat kenaikan suku bunga sebelum akhir 2019.


Rencana yang didasarkan pada stragei “Dot Plot” ini disokong kondisi ekonomi AS yang menjanjikan dari hari ke hari. Pasar tenaga kerja terus menguat sehingga memperkokoh pandangan banyak ekonom bahwa bank sentral akan mengikuti rencana ini.
Pearce mengatakan ekonomi AS dekat dengan titik kritis.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi AS mungkin terlihat sangat kuat saat ini. Menurutnya hal itu sebagai konsekuensi oleh “dorongan satu kali dari pendapatan dan keuntungan perusahaan “dari pemotongan pajak Trump” dan melompat dalam pengeluaran federal diskresioner.


Ditegaskan olehnya bahwa masa-masa indah ini akan memudar dengan cepat. Pasalnya, pejabat Fed masih meremehkan seberapa cepat potensi ekonomi bisa kehilangan momentum pertumbuhannya di tahun depan. Hal ini diakibatkan oleh dorongan fiskal yang memudar dan pengetatan moneter.


Pearce memang tidak secara rinci menjabarkan kapan penurunan ini akan terjadi. Menurutnya bisa saja terjadi pada pertengahan tahun depan. Sudah ada beberapa tanda bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi adalah aktivitas menahan, terutama di perumahan dan otomotif, katanya.


Bursa saham AS sendiri akhirnya ditutup melemah tajam pada perdagangan di hari Rabu (10/10). Optimisme investor dengan bersiap untuk kenaikan suku bunga yang lebih tinggi. Indek Dow Jones bahkan harus merosot lebih dari 800 poin di hari terburuk mereka sejak Februari silam. (Lukman Hqeem)