ESANDAR, Jakarta – Dolar AS tetap tertekan menjelang diterbitkannya serangkaian data ketenaga kerjaan Amerika Serikat. Hingga Jumat (05/01/2017), Dolar AS masih di posisi terendah sejak awal September.
Pada perdagangan hari Kamis (04/01/2017) munculnya Indikator ekonomi pasar tenaga kerja yang optimis gagal memicu kenaikan Dolar AS. Indek Dolar AS (DXY) kini hanya ada di 91.85. Dolar AS melepas sebagian besar penguatan yang diraihnya di sesi Rabu karena prospek The Fed bakal mengadopsi jalur yang lebih agresif terhadap pengetatan kebijakan moneter di tengah data ekonomi optimis namun semua itu tidak banyak mengangkat sentimen pada greenback.
Data pembayaran gaji sektor swasta AS tumbuh sebesar 250.000 untuk bulan Desember, kenaikan tajam dari 185.000 pekerjaan di sektor swasta yang dicetak di bulan sebelumnya, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh ADP dan Moody’s Analytics. Angka tersebut mengalahkan perkiraan para ekonom sebesar 191.000.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal meningkat 5.000 menjadi 250.000, yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada 30 Desember, meleset dari perkiraan untuk kenaikan hanya sebanyak 3.000. Perlu diperhatikan bahwa kenaikan klaim pengangguran mingguan sebagai akibat musim liburan adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan karena pelemahan itu diperkirakan akan berbalik pada waktunya.
Euro yang masih kuat menekan, semakin kokoh kenaikannya mendekati posisi tertinggi dalam tiga tahun ini. Optimisme pasar semakin kuat dengan data bahwa Sektor Jasa Eropa terus membaik. Hal ini memicu harapan bahwa Bank Sentral Eropa bisa mempertimbangkan untuk mengekang kebijakan moneter longgarnya.
Pada perdagangan akhir minggu ini, pasangan EURUSD naik 0,06% menjadi $1,2075, terkorkesi tipis dari $1,2089. Pasangan GBPUSD naik 0,07% menjadi $1,3557, meski tetap di bawah zona resisten di $1,3600. Sementara perdagangan USDJPY menguat 0,02% menjadi ¥112,75 dan USDCAD turun 0,02% menjadi C$1,2488 karena mendapat tekanan dari kenaikan harga minyak.(Lukman Hqeem)