ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan mata uang, Dolar AS sedikit melemah setelah hasil pemilu sela dirilis. Partai Republik kehilangan kendali di Kongres, sehingga berpotensi mengancam kebuntuan proses pengambilan kebijakan yang diajukan Presiden Donald Trump.
Kelemahan greenback di belakang kemenangan Demokrat diharapkan, mencerminkan skeptisisme bahwa tumpangan dana talangan, termasuk pemotongan pajak lebih lanjut, yang telah memicu rally dolar pada paruh pertama tahun ini, akan terus di bawah perpecahan Kongres.
Dolar AS kemudian mendapatkan dukungan lanjutan dari kinerja ekonomi. Disisi lain, kesepakatan perdagangan AS-China nampak akan terpecahkan, tetapi ini tidak segera terjadi. Indeks Dolar AS (DXY) turun 0,3% pada 96,040.
Pada perdagangan EURUSD, Euro naik dimana terakhir membeli $ 1,1450, dari $ 1,1427. Sama seperti indeks dolar keluar dari posisi terendahnya, euro mundur dari level tertingginya, yang telah menembus level $ 1,15. Demikian pula, Poundsterling Inggris, yang nak ke $ 1,3143 dari sebelumnya di $ 1,3099.
Pergerakan GBPUSD masih terpengaruh berita BREXIT. Perkembangan masalah ini mampu mengubah sentimen dari satu sesi ke sesi berikutnya. Semisal yang terkini adalah kabar bahwa tidak akan ada pertemuan Kabinet minggu ini.
Nyata-nyata kemudian diketahui akan ada pertemuan kabinet darurat untuk menandatangani perjanjian Brexit yang akan terjadi besok atau Senin depan. Sayangnya, draft perjanjian penarikan tersebut tidak termasuk backstop Irlandia, karena itu belum disepakati.
Aussie berusaha naik sejak awal perdagangan. Sayangnya terkoreksi dengan cepat sekitar 30-35 pips dari level tertinggi enam minggu. Aussie tertahan didekat level resistance krusial.
Sementara Yen bergerak stanbil dalam perdagangan USDJPY, mengisyaratkan kemungkinan naik lagi. Dengan target langsung pada kisaran 114,00, yang merupakan level tertinggi di bulan Oktober. Stabilitas pergerakan USDJPY pada kisaran 113,15. Meski sempat jatuh, namun harga kembali naik setelah ke level tertinggi bulanan terbaru.