Meski menguat secara moderat, Dolar AS masih dipukul mundur oleh Euro. (foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat moderat dalam perdagangan akhir pekan kemarin. Meski demikian, mata uang pesaing utamanya, Euro masih mampu menyentuh level tertinggi di bulan ini pada level 1,1610. Kenaikan ini ditempuh walau harus berjuang untuk mempertahankan momentumnya.


Data yang dirilis oleh Destatis menunjukkan bahwa inflasi Jerman, diukur oleh CPI, tetap tidak berubah pada 0,4% dan 2,3% pada bulan September secara bulanan dan tahunan, sesuai dengan harapan pasar dan analis.


Sementara pada perdagangan mata uang Poundsterling, Pasangan GBPUSD kembali terkoreksi dari level tertinggi intraday di 1,3258, atau puncak tiga minggu terbaru dan mencetak level terendah harian pada perdagangan Jumat. Naiknya permintaan dolar AS dilihat sebagai salah satu faktor utama di balik penurunan koreksi ini.


Secara teknikal, penurunan Poundsterling masih tertahan level support 1.30700. Memang GBPUSD sempat turun ke hingga ke level 1.30792. Namun pasangan ini belum bisa mendobrak level support di EMA50 harian tersebut sehingga berbalikarah naik kembali. Meski demikian, Pound tetap bertahan di kisaran tinggi menjelang pertemuan penting perdagangan bulan Oktober karena sentimen kesepakatan Brexit hampir selesai. Kemajuan dalam proses perundingan ini bisa membawa GBPUSD ke kisaran 1,34-1,35. Potensi penurunan selanjutnya, GBPUSD masih berusaha untuk menutup gap di level 1.31501.


Aussie dalam perdagangan AUDUSD relatif tenang dalam kisaran ketat di atas 0,71. Kemudian mendapatkan perhatian investor yang membawa AUDUSD naik. Indeks dolar AS yang merosot di bawah level kritis 95 sebelumnya, terakhir terlihat naik 0,2% di 95,23. Meskipun dolar AS bergerak moderat, namun sentimen pasar yang membantu mata uang AUDUSD adaah harga komoditi. Harga komoditas Media China mengatakan bahwa stimulus fiskal guna mendukung pertumbuhan karena eksportir China harus menghadapi tarif AS. Selain itu, ketidakpastian politik Australia meningkat menjelang pemilihan umum 20 Oktober.


Pasangan mata uang USDJPY sempat menyentuh level tertinggi 114,00 – 50 minggu lalu. Ini dikarenakan yields AS melonjak ke level tinggi dan sebagian karena pasar saham AS terkoreksi. Aksi pelepasan yen Jepang telah menjadi alasan utama USDJPY bergerak lebih rendah. Ditambah lagi dengan tidak adanya kelanjutan aksi jual di pasar saham, USD JPY juga bisa stabil dalam kisaran 112-113. (Lukman Hqeem)