Memegang uang tunai saat ini sangat penting, ditengah ketidak pastian Wall Street.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Data ekonomi AS terkini semakin memperkuat Dolar AS. Seiring penguatan greenbacks, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik. Sejumlah mata uang besar lainnya akhirnya harus terdepresiasi.


Pada perdagangan hari Kamis (04/10) suku bunga obligasi negara AS menyentuh rekor tertinggi dan menjadi sentimen negatif bagi investor. Imbal hasil surat hutang negara ini melonjak hampir 12 basis poin menjadi 3.23 %. Ini merupakan imbal hasil tertinggi sejak pertengahan 2011 setelah data pembayaran gaji swasta lebih kuat dari perkiraan. Pelaku pasar khawatir, dengan kenaikan dua hari beruntun hingga diatas 10 basis poin, menjadi catatan dan pertimbangan untuk rehat sejenak dari pasar.

Selain itu, indeks non-manufaktur ISM dilaporkan naik, menyentuh level tertingginya. Indek ini melonjak 3.1 poin menjadi 61.6 pada bulan lalu, tertinggi sejak Agustus 1997. Data lainnya adalah ADP akan adanya rekrutmen swasta sebanyak 230.000 pekerja pada bulan September, kenaikan terbesar sejak Februari.


Data optimis ini diikuti pernyataan Gubernur Jerome Powell, dengan nada optimis bahwa Bank Sentral AS dapat menaikkan suku bunga di atas perkiraan “netral” karena kondisi ekonomi yang “sangat positif”.


Dolar AS akhirnya bisa bertahan di dekat posisi tertinggi dalam enam minggu karena lonjakan imbal hasil obligasi AS mendorong investor untuk membeli Dolar. Investor juga menunggu data pekerjaan bulanan yang akan dirilis pada hari ini. Data ini mungkin menunjukkan ekonomi AS tumbuh pesat.


Euro mencoba pulih dari posisi terendah dalam enam minggu pada perdagangan EURUSD, setelah melanggar dukungan teknis di sekitar $ 1.15 pada hari Rabu kemarin. Mata uang tunggal ini tertekan oleh ketidakpastian krisis anggaran Italia, rencana fiskal dan ikatan masa depan Inggris dengan Eropa.

Sebaliknya, Poundsterling menguat karena investor bertaruh Inggris dan Uni Eropa bisa mencapai kesepakatan untuk Brexit dan menghindari masalah perbatasan Irlandia. Pound mencapai level tertinggi 2 1/2 bulan terhadap euro dan naik di atas $ 1.30 terhadap dollar.


Aussie kembali melemah pada perdagangan Kamis seiring penguatan dollar AS sesaat lonjakan yield Treasury AS mendorong investor untuk membeli greenback sebelum data pekerjaan bulanan pada hari Jumat yang mungkin menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada kecepatan yang kuat.


Yen dalam perdagangan USDJPY melonjak setelah ada kabar bahwa Bank of Japan akan mentolerir kenaikan lebih lanjut dalam imbal hasil super-panjang asalkan kenaikan tidak mendorong imbal hasil 10 tahun jauh di atas target nol persen. Yen sempat melemah terhadap dolar sebelumnya menyentuh level terendah dalam 11 bulan. (Lukman Hqeem)