ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan hari ini, dolar AS ingin mengakhiri pelemahannya dengan mengharapkan sentimen positif dari membaiknya kinerja ekonomi AS. Kondisi Dolar AS memang masih tertekan oleh Euro dan Yen.
Faktor pengurangan pembelian kembali asetnya oleh Bank of Japan dan segera berakhirnya paket stimulus ECB serta kurang berkenannya beberapa data ekonomi AS, membuat dolar AS terpuruk seakan tiada hentinya kembali sejak awal tahun ini. Pada perdagangan EURUSD, ditutup menguat di level 1,2266, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3795, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7963 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,51.
Setelah menyentuh level resisten di 0.7975, Aussie mulai menemui hambatan dalam penguatannya. Terlihat di pagi ini AUDUSD tetap berada di atas level support di 0.7933 yang selama tidak terjadi sehingga menandakan momentum kenaikan Aussie tetap terjaga. Jika akhirnya ditembus level support itu maka akan membuka jalan untuk gelombang koreksi lanjutan dengan target di 0.7903 – 0.7860. Sebaliknya jika level resisten lanjutan di 0.7975 diterjang, AUDUSD berpeluang untuk menjajal kekuatan level psikologis 0.8000.
Dalam perdagangan Euro, pasangan EURUSD masih condong naik meski belum dapat menembus level kunci di 1.2300. Jika mampu melewatinya, EURUSD berpeluang ke 1.2360/73. Sebaliknya, kegagalan menembusnya akan menyeret EURUSD ke kisaran 1.2240 – 1.2200.
Sementara itu, langkah GBPUSD masih memiliki kans untuk berlanjut meskipun tampak mulai menemui hambatan. Level tertinggi sesi kemarin di 1.3820 mendekati level resistance 1.3834 menjadi zona krusial untuk mengkonfirmasi kenaikan lebih lanjut. EURUSD secara keuat berpeluang menuju 1.3863 dan 1.3926. Sebaliknya, kegagalan menembus level krusial akan membawa GBPUSD terkoreksi hingga ke 1.3770- 1.3732.
Sejumlah kebijakan stimulus juga mulai dikurangi, seperti yang dilakukan oleh bank sentral Jepang, Uni Eropa dan Inggris. Ini memberi kesan ke investor bahwa kondisi ekonomi negara-negara tersebut di atas juga sudah mulai membaik. Sementara itu, bank sentral Jerman memasukkan yuan sebagai salah satu mata uang cadangan neracanya, sehingga makin memperburuk citra dolar AS.
Pada perdagangan Yen, tren penurunan USDJPY masih berlanjut. USDJPY diperdagangkan di 110.76, mendekati zona resistensi kuat pagi di 110.83. Menembusnya akan membawa USDJPY ke 111.24. sebaliknya kegagalan menembusnya akan menyeret USDJPY kembali jatuh dan melakukan konsolidasi di atas level terendah sesi kemarin di 110.32 yang relatif dekat dengan support kuat jangka menengah di 110.14.
Disisi lain, kondisi ekonomi AS sendiri sangat bagus, namun di negara-negara lain juga ikut membaik. Alhasil secara kompetitif, Dolar AS menjadi kurang menarik, padahal pasar saham AS cukup prima kinerjanya dibuktikan dengan bursa DowJones yang terus mencetak rekor terbaik sepanjang sejarah bursa saham AS.
Kekuatiran penggelembungan aset menjadi salah satu tolok ukur investor tidak mengoleksi secara besar ke dolar AS. Ini disebabkan kekuatan cadangan neraca bank sentral AS yang cukup minim kekuatannya untuk menangkal segala bentuk gangguan ekonomi sehingga memegang dolar AS mempunyai risiko yang cukup besar.
Keyakinan dolar AS masih bisa menguat kembali datang dari sentimen positif investor ketika melihat pemotongan pajak yang bisa menaikkan inflasi AS di tahun ini. Inflasi yang selalu dikeluhkan pejabat The Fed mungkin akan segera mendekati angka 2% sesuai targetnya, di mana akhir pekan lalu tingkat inflasi ini mendekat ke arah angka tersebut di atas.
Hari ini data AS hanya ada data kegiatan industri di New York. Semua mata akan tertuju kepada data inflasi di Inggris dan Jerman. Bila kedua data tersebut naik, maka dapat dipastikan bahwa dolar AS akan rontok kembali. (Lukman Hqeem)