ESANDAR, Jakarta – Dolar AS kembali bersemangat menggebuk Yen Jepang dan mata uang utama lainnya pada hari Rabu (14/03/2018) setelah pemecatan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.
Aussie yang sempat menguat hingga ke level tertinggi harian di 0.7915, kemudian harus berbalik arah karena penurunan di pasar saham ditambah kecemasan politik baik dalam negeri maupun geopolitik membebani prospek pertumbuhan di AS dan menyoroti ketidakpastian di masa depan.
Bahkan Euro, yang sangat perkasa dalam beberapa perdagangan terakhir ini harus mengakui keunggulan Dolar AS. Pasangan EURUSD turun di tengah data produksi industri zona Euro yang lebih lemah dari perkiraan pada Januari. Jatuhnya produksi industri Eropa ini disebabkan penurunan tajam pada produksi energi, demikian data dari kantor statistik Uni Eropa.
Kabar krisis politik Inggris dengan Rusia juga menghantui perdagangan Poundsterling. Pasangan GBPUSD bergerak fluktuasi setelah berita pengusiran diplomat Rusia. Inggris mengusir 23 diplomat Rusia. Sejumlah data AS yang dirilis sempat menjatuhkan dollar AS.
USD/JPY terpantau turun mendekati level 106.00 pencapaian level terendah sejak Kamis lalu. Pasangan ini bertahan di dekat area terendah dengan tren bearish di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran tentang kabinet Presiden Trump serta sejumlah data AS yang dirilis tidak meningkatkan sentimen kenaikan suku bunga AS.
Dolar juga kehilangan sedikit daya tarik setelah data inflasi AS Februari yang dirilis pada hari Selasa sesuai dengan harapan. Ini menunjukkan bahwa kebijakan the Federal Reserve masih sesuai dengan jalur yang tepat untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
Presiden Donald Trump juga memecat Rex Tillerson pada hari Selasa setelah serangkaian keretakan publik mengenai kebijakan mengenai Korea Utara, Rusia dan Iran. Menggantinya dengan Direktur CIA Mike Pompeo.
Bagi pasar, kondisi yang demikian ini mengingatkan akan krisis beberapa saat lalu ketika penasehat ekonomi Gedung Putih mengundurkan diri. Gary Cohn memilih mengundurkan diri karena perbedaan pandangan dalam hal kebijakan tariff impor. Hal ini meruntuhkan sentimen investor terhadap dolar.
Dolar turun 0,1 persen pada 106,490 yen, setelah tergelincir semalam dari level tertinggi dua minggu di 107.300 yang dicapai setelah kekhawatiran akan skandal politik di Jepang sedikit berkurang. Yen telah menguat terhadap dolar pada awal pekan ini karena sebuah skandal politik menurunkan kans Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan sekutu dekatnya, Menteri Keuangan Taro Aso.
Selanjutnya, perhatian pasar akan tertuju pada pertemuan rutin Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC pada tanggal 20-21 Maret. Pada pertemuan ini, The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya di tahun ini.
Indeks dolar masih rendah, dibawah 90. Saat ini masih berada di kisaran 89,711 setelah melacak penurunan imbal hasil AS dan turun 0,25 persen pada hari Selasa. (Lukman Hqeem)