Dolar AS vs Euro

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menjadi fokus perhatian selama seminggu penuh ini. Karena pertemuan FOMC pada Rabu besok secara luas diharapkan untuk membawa kenaikan suku bunga 25 basis poin keempat dari bank pada 2018.


Kenaikan ini telah lama diharapkan pasar, sehingga membawa pertanyaan besar adalah seberapa hawkish kebijakan FOMC bisa berubah di tahun 2019.

Dolar AS diuji ke level tinggi tahunan baru pada hari Jumat tetapi aksi beli tidak berlanjut diawal perdagangan, Senin (17/12). Harga mulai menarik turun kembali menjelang penutupan sejak minggu lalu dan yang berlanjut ke pembukaan minggu ini.

Jika Dolar AS berbalik turun lebih dalam di sekitar keputusan tingkat FOMC minggu ini, pasangan EURUSD bisa segera menguji kembali zona besar resistensi yang berjalan dari 1,1448-1,150.

Pada perdagangan hari Senin, Euro pulih lebih dari seperempat persen dari posisi terendah baru-baru ini karena dolar tergelincir. Euro naik 0.3 % pada hari Senin, naik setinggi $ 1.1342, meskipun kantor statistik Uni Eropa Eurostat sebelumnya menurunkan pembacaan inflasi bulan November.

Setelah fase konsolidasi sesi Asia singkat, pasangan ini mengambil kecepatan sejak sesi awal Eropa dan memulihkan sebagian besar penurunan Jumat ke posisi terendah dua minggu di tengah tindak lanjut retracement Dolar AS dari puncak 1.5 tahun.

Pekan lalu ECB mengumumkan dan mengakhiri kebijakan pembelian obligasi atau QE, dan Euro merespons dengan tes sisi bawah di bawah formasi segitiga simetris yang telah dibangun selama sebulan terakhir. Tapi penjual menjauh dari uji ulang 1,1250, dan sejak itu harga terus naik lebih tinggi di tangga lagu.

ECB mengumumkan mengakhiri pembelian obligasi melalui QE. Ini adalah langkah baik tetapi datang pada waktu yang canggung, karena pertumbuhan di zona Euro sedang duduk di posisi terendah selama empat tahun dan ekonomi terbesar di benua ini, Jerman dalam keadaan kontraksi.

Mungkin yang lebih mengkhawatirkan adalah implikasi dari tekanan politik yang telah dilihat akhir-akhir ini, dengan hubungan yang menenangkan antara Italia dan Komisi Eropa digantikan oleh kekhawatiran dalam ekonomi terbesar kedua di zona Euro yaitu Prancis.

Latar belakang ini mungkin salah satu alasan bahwa mata uang Euro gagal menunjukkan kekuatan setelah pengumuman ECB tersebut. Sebaliknya, EURUSD miring kebawah dengan formasi irisan simetris berujung ke 1,1270. (Lukman Hqeem)