Yen Jepang melemah melampaui 147 per dolar, mencapai level terendah dalam enam minggu terakhir karena dolar dan imbal hasil Obligasi AS melonjak menyusul pernyataan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller yang membuat pasar mengurangi ekspektasi terjadinya penurunan suku bunga pada bulan Maret ini. Mengutip Reuters, Waller mengatakan bahwa The Fed tidak boleh terburu-buru melakukan pelonggaran kebijakan sampai jelas bahwa penurunan inflasi akan berkelanjutan.
Disisi lain, Yen sendiri juga tengah berada di bawah tekanan sejak awal tahun, dengan turun lebih dari 4% pada bulan Januari. Hal ini terjadi karena menurunnya inflasi dalam negeri sehingga mengurangi ekspektasi dan tekanan pada Bank of Japan untuk segera menaikkan suku bunga acuan.
Yen dalam perdagangan USD/JPY berada di bawah tekanan lagi, berada pada titik terendah sejak awal Desember di 147,45 per dolar, karena imbal hasil obligasi AS meningkat untuk mendukung greenback. Pergerakan dolar/yen semalam adalah pengingat bahwa imbal hasil Treasury AS tetap memberikan pengaruh besar terhadap JPY dimana BoJ kemungkinan absen sampai setidaknya bulan Maret sampai pertengahan tahun.
Sebagaimana terlihat dari data ekonomi terkini yang menunjukkan bahwa inflasi di tingkat grosir Jepang pada bulan Desember tidak berubah dibandingkan tahun lalu, melambat selama 12 bulan berturut-turut. Sementara angka inflasi konsumen yang datanya akan dirilis akhir pekan ini juga diperkirakan akan menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut bahwa tekanan harga sedang moderat. Kajian swasta menunjukkan bahwa sentimen di kalangan produsen Jepang menurun pada bulan Januari di tengah kekhawatiran mengenai lemahnya konsumsi domestik dan lemahnya permintaan eksternal, terutama dari Tiongkok.
Lebih jelas dikatakan oleh Waller bahwa meskipun AS berada dalam jarak yang sangat dekat dengan sasaran inflasi 2% yang ditetapkan The Fed, bank sentral tidak boleh terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya sampai jelas bahwa inflasi yang lebih rendah akan dipertahankan.
“Saya memerlukan lebih banyak informasi dalam beberapa bulan mendatang untuk mengkonfirmasi atau (mungkin) menantang gagasan bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan inflasi kita,” sebelum mendukung penurunan suku bunga, katanya pada hari Selasa.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di bulan Maret telah berkurang menjadi peluang 62,2% dibandingkan perkiraan 76,9% di sesi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME. Pasar sendiri nampaknya mulai melihat kurva suku bunga Fed ke wilayah yang lebih masuk akal, dengan penurunan suku bunga sebesar 157 basis poin masih diperkirakan untuk tahun 2024. Hal ini juga menciptakan ruang bagi the Fed untuk melakukan penurunan kembali.
Sementara itu pasar juga perlu memperhatikan apa yang akan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde sampaikan pada hari Rabu. Hal ini dapat menyebabkan penyesuaian harga lebih lanjut. Penurunan suku bunga Eropa bisa saja akan terjadi tetapi tidak secepat yang diharapkan.
Indeks dolar AS (DXY) berada di 103,35 setelah naik setinggi 103,42 pada sesi sebelumnya di hari Selasa, level tertinggi sejak 13 Desember. Ini juga merupakan persentase kenaikan dolar dalam satu hari terbesar di bulan ini. Euro dalam perdagangan EUR/USD berada di dekat level terendah satu bulan di $1,0875 setelah persentase penurunan satu hari tertajam dalam dua minggu, menyusul komentar dari beberapa pembuat kebijakan ECB minggu ini yang mempertahankan ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga. Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD terakhir diperdagangkan sebagian besar tidak berubah pada $1,2636, setelah penurunan tajam pada hari Selasa setelah data yang menunjukkan pertumbuhan upah Inggris melambat dalam tiga bulan hingga November.