Dolar AS Melemah Yen Menguat

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS menguat dalam perdagangan di hari Selasa (28/05/2024). Penguatan ini mengembalikan kerugian sebelumnya. Dorongan kenaikan didapatkan dari naiknya imbal hasil obligasi AS ke level tertinggi dalam empat minggu menyusul hasil beberapa lelang yang lemah.

Departemen Keuangan melihat lemahnya permintaan untuk penjualan surat utang bertenor dua tahun dan lima tahun. Hal ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada bulan Mei setelah memburuk selama tiga bulan berturut-turut.

Pasar obligasi telah berbalik dan dolar pun ikut berbalik, lemahnya lelang saat laporan kepercayaan konsumen membaik mencerminkan “pertumbuhan yang lebih kuat.”

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya bahwa kondisi ekonomi AS lebih baik dari perkiraan pada kuartal pertama dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda penurunan besar di berbagai bidang seperti pasar tenaga kerja, yang ditunggu oleh beberapa pedagang sebelum mengambil pandangan yang lebih bearish terhadap greenback.

Kekhawatiran bahwa inflasi akan tetap berada di atas target The Fed untuk jangka waktu yang lebih lama juga memberikan beberapa dukungan untuk mata uang AS. Data hari Selasa menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap inflasi masih ada dan banyak rumah tangga memperkirakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada tahun depan.

Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari menciptakan kehebohan pada hari Selasa. Ia mengatakan bahwa “Fed, jangan terburu-buru menurunkan suku bunga. Pertumbuhan upah masih cukup kuat dibandingkan dengan target 2%. Ditambahkan olehnya bahwa bank sentral AS harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga dan menambahkan bahwa bank sentral bahkan berpotensi menaikkan suku bunga jika inflasi gagal menurunkan lebih lanjut.

Inflasi harga konsumen yang menunjukkan bahwa kenaikan harga kurang dari perkiraan pada bulan April sempat meningkatkan harapan bahwa The Fed semakin dekat dengan penurunan suku bunga, namun para pejabat The Fed telah menekankan bahwa mereka ingin melihat kemajuan beberapa bulan lagi sebelum melakukan pelonggaran kebijakan.

The Fed nampaknya tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Kondisi ekonomi AS sangat kuat. Sulit untuk bertaruh terhadap dolar AS sampai pelemahannya terkonfirmasi.

Fokus pasar dalam minggu ini adalah sejumlah data utama ekonomi AS seperti angka pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada hari Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.

Indek dolar AS (DXY) terakhir naik 0,03% di 104,59, setelah sebelumnya turun ke 104,33. Euro naik 0,01% menjadi $1,0859. Poundsterling melemah 0,05% menjadi $1,276.

Francois Villeroy de Galhau dari Bank Sentral Eropa pada hari Senin mengkonfirmasi ekspektasi pasar bahwa, kecuali ada kejutan besar, penurunan suku bunga pertama minggu depan adalah kesepakatan yang sudah selesai. Namun para investor baru-baru ini memperbarui perkiraan mereka terhadap langkah ECB di masa depan, dengan memperkirakan penurunan suku bunga yang terjadi setiap kuartal pada tahun 2024 dan awal tahun 2025.

Data inflasi Jerman yang dirilis pada hari Rabu dan zona euro pada hari Jumat akan diawasi secara luas sebagai petunjuk seberapa cepat pelonggaran dari bank sentral dapat dilakukan.

Greenback sendiri menguat 0,18% terhadap yen Jepang. USD/JPY menjadi 157,15 yen. Tiga data utama inflasi yang mendasari Bank of Japan semuanya turun di bawah 2% pada bulan April untuk pertama kalinya sejak Agustus 2022, data menunjukkan pada hari Selasa, meningkatkan ketidakpastian mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

BOJ akan melanjutkan kerangka penargetan inflasi dengan hati-hati, Gubernur Kazuo Ueda mengatakan pada hari Senin, mencatat bahwa beberapa tantangan “sangat sulit” bagi Jepang setelah bertahun-tahun menerapkan kebijakan moneter yang sangat longgar.

Dengan USD/JPY kembali di atas 157,00 , akan ada banyak masalah pagi ini di Jepang. Harapkan setidaknya ada intervensi vderbal hari ini. Hal lain yang tidak masuk dalam kalender ekonomi di Asia adalah rencana pidato anggota dewan Bank of Japan Seiji Adachi. Pidato Adachi dijadwalkan pada pukul 08.30 WIB. Tidak banyak komentar Adachi sebelumnya, namun umumnya tidak jauh berbeda dari konsensus di BoJ. Setidaknya perlu diantisipasi potensi intervensi verbal dari pejabat ini mengingat lonjakan USD/JPY semalam.