Dolar AS melemah, dekati posisi terendah dalam 10 hari terakhir. (Lukman Hqeem/Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS menguat pada perdagangan di hari Selasa (13/08/2019), menekan Yen Jepang, setelah pemerintahan Donald Trump mengatakan akan menunda tarif 10% pada beberapa produk impor China. Sedianya tariff ini akan dikenakan mulai 1 September ini.

Hasil ini dianggap pasar sangat signifikan dalam perkembangan perang dagang AS – China. Perwakilan Dagang AS mengatakan akan menunda tarif laptop dan ponsel, di antara produk-produk lain.

Dolar AS naik lebih dari 1 % menjadi 106,73 yen Jepang per dolar. Yen adalah aset safe haven yang menguntungkan di saat-saat ketidakpastian geopolitik dan selama krisis ekonomi. Perang perdagangan AS-Cina telah mulai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di AS dan menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat mengarah pada resesi.

Tempat perlindungan lain yang aman seperti obligasi AS tenor 10 tahun juga melihat harga jatuh karena investor memindahkan uang ke aset berisiko. Indeks dolar 0,38% lebih tinggi pada 97,749, dan yuan China lepas pantai 1,38% lebih kuat pada 7,0050.

Berita itu memiliki efek moderat pada perkiraan suku bunga untuk 2019. Dua hingga tiga pemotongan telah dihargakan pada akhir tahun, meskipun pada sesi Selasa ekspektias untuk dua penurunan suku bunga meningkat menjadi 47,9% dari 45,7% sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool CME Group.

Penguatan Dolar AS juga didukung dengan data ekonomi terkini. Dilaporkan bahwa harga konsumen pada bulan Juli meningkat. Kenaikan biaya hidup ini terjadi meskipun pelonggaran dalam perang dagang akan mengurangi tekanan inflasi. Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Selasa melaporkan bahwa indeks harga konsumen naik 0,3% bulan lalu, terangkat oleh kenaikan dalam biaya produk-produk energi dan berbagai barang lainnya.

Indek CPI naik tipis 0,1% selama dua bulan berturut-turut. Dalam 12 bulan hingga Juli, CPI meningkat 1,8% setelah naik 1,6% pada bulan Juni. Ekonom memperkirakan CPI akan mempercepat 0,3% pada Juli dan naik 1,7% pada basis tahun-ke-tahun.

Pasar keuangan telah sepenuhnya menghargai penurunan suku bunga pada bulan September. Harapan bahwa suku bunga akan dipotong 25 basis poin naik menjadi 92,7% dari 84,6% sehari sebelumnya karena lebih sedikit pedagang bertaruh pada pemotongan 50 basis poin lebih dramatis bulan depan. (Lukman Hqeem)