Perdagangan mata uang, dolar AS melemah oleh sentimen geopolitik global. (Lukman Hqeem/ Foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS menguat dalam perdagangan mata uang di hari Jumat (13/12/2019) terhadap Euro dan Yen. Pengumuman dini atas kesepakatan perdagangan AS-Sino dan kemenangan Partai Konservatif di pemilu Inggris memberikan sentiment positif. Sayangnya menjelang penutupan perdagangan, indek dolar AS bergerak negatif dan berakhir di 97,18, atau turun 0,23%.

Presiden AS Donald Trump dan pejabat Tiongkok mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah menyetujui kesepakatan perdagangan “fase satu” yang mencakup pemotongan tarif impor untuk barang-barang Cina. Kabar positif tersebut tampaknya membersihkan kabut pada cakrawala investasi global, melemahkan permintaan safe-haven yen.

Dengan optimisme ini, Dolar AS Menguat. Sayangnya kemudian Departemen Perdagangan AS mengumumkan angka penjualan ritel bulan November yang tidak sesuai harapan pasar. Banyak rakyat Amerika yang mengurangi belanja barang-barang kebutuhan tetap sekalupun. Hal ini membuat para ekonom khawatir bisa menimbulkan gangguan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat.

Menurut data tersebut penjualan ritel naik hanya 0,2% bulan lalu. Sementara data bulan Oktober direvisi menjadi naik untuk menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,4% bukannya mendapatkan 0,3% seperti yang dilaporkan sebelumnya. Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel akan meningkat 0,5% pada bulan November. Dibandingkan dengan November tahun lalu, penjualan ritel meningkat 3,3%.

Euro menguat terhadap dolar, setelah kemenangan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di pemilihan umum Inggris dan tanda-tanda kesepakatan perdagangan antara AS dan Cina. Namun saat penutupan sesi tersebut, euro terpaksa melepas kemenangannya hingga berakhir negatif 0,12% di $1,1117. Secara mingguan, pasangan ini berakhir 0,52% lebih tinggi dari penutupan pekan sebelumnya.

Kemenangan Boris Johnson juga berimbas pada Poundsterling yang menguat terhadap greenback. Dengan menangnya Partai Konservatif di Parlemen, pasar optimis hambatan atas kesepakatan Brexit bisa lebih mulus dicapai. Potensi hard Brexit yang reda berpeluang besar mengakhiri 3½ tahun ketidakstabilan politik di Inggris. GBPUSD berakhir di 1.3344 atau lebih tinggi 1,32%. Untuk basis mingguan, pair ini berakhir 1,54% lebih tinggi dari penutupan pekan sebelumnya.

Aussie berakhir di 0.6867 atau lebih rendah -0,58%. Secara mingguan, bahkan Aussie berakhir 0,42% lebih tinggi dari penutupan pekan sebelumnya. Pergerakan turun cepat di sesi Jumat tampak mengubah peluang AUDUSD sebab posisinya kini berada di bawah area resistance 0.6887.

Sementara dalam perdagangan USDJPY berakhir di 109.31 atau lebih tinggi 0,02%. Secara mingguan pair ini berakhir naik 0,70%. Berbaliknya arah yang cepat dalam perdagangan di hari Jumat tampak terganjal oleh level support 109.20, menjadikannya sebagai salah satu area penting yang harus terus dicermati. USDJPY berpotensi rebound ke 109.50. (LH)