Harga Emas Terus Mengalami Penurunan Oleh Penguatan Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas berakhir naik dalam perdagangan di akhir pekan, Jumat (13/12/2019). Meski demikian, para investor tetap berhati-hati menyikapi perkembangan negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan China.

Disisi lain, ketidakpastian politik AS okeh upaya pemakzulan Presiden AS Donald Trump meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven. Sebagaimana dikabarkan, bahwa Komite DPR AS yang dikuasai oleh Partai Demokrat telah menyetujui penyidikan atas penyalahgunaan kekuasaan dan halangan terhadap Presiden Republik Donald Trump, hal ini membuat dia bisa menjadi presiden Amerika Serikat ketiga dalam sejarah yang akan dimakzulkan.

Harga emas di pasat spot naik 0,5% ke $1.477,09 per troy ons dan catatan kinerja sepekan naik 1,2%. Emas berada di jalur pekan terbaiknya dalam msa tiga bulan. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka AS, emas ditutup naik 0,6% pada harga $1.481,20.

China menjaga komitmennya untuk belanja produk pertanian AS sebesar $50 milyar sebagai bagian dari kesepakatan fase pertama. Disisi lain, Presiden AS sendiri memutuskan menunda pengenaan tariff impor barang China yang sedianya akan dilakukan pada Minggu, 15 Desember. Tidak adanya perincian lebih lanjut atas kelanjutan kesepakatan perdagangan AS – China, membuat pasar masih was-was dan khawatiir yang berujung pada pilihan untuk memilih aset investasi yang lebih aman, emas.

Perdagangan di bursa saham sendiri juga berayun diantara keuntungan dan kerugian. Para investor bingung tentang tanda-tanda kemajuan meskipun ada komentar positif dari kedua belah pihak. “Fakta bahwa emas diperdagangkan mendekati US$1.475 menunjukkan bahwa masih ada minat yang baik di pasar emas … Meskipun kita telah melihat beberapa selera risiko muncul di belakang kesepakatan perdagangan fase satu, ketidakpastian lainnya terus berlarut-larut di sekitar prospek politik AS,” Analis Standard Chartered Bank Suki Cooper mengatakan.

Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang membantu tepi emas denominasi dolar lebih tinggi. Di tempat lain, paladium turun 0,8% menjadi US$1.923,14 per ounce, setelah mencatat tertinggi sepanjang masa dari US$1.979,95.

Dengan berakhir di $1476.30, harga emas naik 0,46% dari penutupan sebelumnya. Secara mingguan, kinerja logam mulia mampu membukukan kenaikan sebesar 1,07%.

Harga diperkirakan masih akan naik, meski harus ada upaya lebih keras untuk bisa menembus level resisten di $ 1477. Kenaikan lebih lanjut, bisa membawa harga hingga ke $ 1481 dan $ 1486. Sebaliknya, tekanan jual sebagai akibat aksi ambil untung, akan membawa emas terkoreksi hingga setidaknya di $ 1470 hingga terjauh ke $ 1464. (LH)