Dolar AS menguat tipis

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat terhadap yen dan memangkas sebagian pelemahannya terhadap euro pada hari Rabu (20/02) setelah risalah pertemuan The Federal Reserve pada bulan lalu diumumkan. Dalam catatan tersebut, dikatakan bahwa ekonomi AS dan pasar tenaga kerjanya tetap kuat, hal ini  mendorong munculnya harapan akan dilakukannya satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini.

The Fed juga menekankan perlunya “kesabaran” pada kebijakan moneter di masa depan, mencatat bahwa menunda kenaikan suku bunga AS di bulan lalu menimbulkan sedikit risiko dan banyak manfaat, memberi waktu kepada para pembuat kebijakan bank sentral AS untuk mengamati efek dari kenaikan suku bunga di masa lalu ketika mereka menilai efek dari perlambatan global.

Risalah tersebut terlihat sedikit hawkish daripada yang diperkirakan pasar di mana The Fed mengutip kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja yang kuat. Ini memberikan sinyal bahwa The Fed tidak mengesampingkan kemungkinan menaikkan suku bunga dimasa depan kembali. Pasar meyakini, jika kenaikan itu dilakukan maka setidaknya satu kali di musim panas atau musim gugur tahun ini.

Indeks dolar AS, naik tipis 0,057 % di 96,29, di bawah level tertinggi dua bulan yang disentuh pada pekan lalu. Dolar AS naik 0,23 % terhadap yen dalam perdagangan USDJPY menjadi ¥110,8. Yen sudah melemah sebelumnya setelah ekspor Jepang pada Januari turun terbesar dalam dua tahun. Sementara dalam perdagangan EURUSD, Euro sedikit berubah  dan berakhir di $1,1338, sempat menguat ke $1,1372.

The Fed tetap membuka pintu kenaikan suku bunga jika risiko penurunan pertumbuhan mereda. Namun menurutnya pula, suku bunga bakal ditahan sampai akhir tahun ini. Risalah rapat tersebut secara konsisten menunjukkan potensi The Fed untuk mempertahankan suku bunga stabil dimasa mendatang.

Para analis lain mengatakan angka penjualan ritel dan produksi industri AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang diterbitkan pada bulan ini, merusak prospek jangka pendek dolar AS. Menurut MUFG, data-data tersebut menantang pandangan bahwa ekonomi AS akan terus bertahan relatif baik sementara ekonomi luar negeri menunjukkan kelemahan yang lebih akut.

Yuan China naik setelah Washington menekan Beijing untuk mencegah aksi devaluasi tajam mata uangnya sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan. Yuan, yang berkinerja kuat di tahun ini, sebelumnya menguat ke level tertinggi tiga minggu di tengah optimisme dua ekonomi terbesar dunia itu hampir mencapai kesepakatan pada kesepakatan perdagangan. (Lukman Hqeem)