Dolar naik pada perdagangan di hari Senin (12/12/2022) setelah data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat lalu menunjukkan harga produsen di AS telah naik lebih dari yang diharapkan pada bulan lalu. Data ini sekali lagi menunjukkan bahwa tekanan inflasi telah berlangsung secara terus-menerus dan kemungkinan membuat Federal Reserve dapat mempertahankan kebijakan suku bunga lebih tinggi yang lebih lama.
Dolar AS menguat terhadap yen Jepang, dimana pasangan USD/JPY naik 0,35% ke 137,05. Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS (DXY) naik 0,12% di 105,18. Euro pada perdagangan EUR/USD terakhir 0,2% lebih rendah pada $1,0509. Poundsterling pada perdagangan GBP/USD turun 0,31% menjadi $1,2229 di perdagangan Asia pada hari Senin, sementara Aussie dalam perdagangan AUD/USD beringsut 0,34% lebih rendah menjadi $0,6773. Kiwi dalam perdagangan NZD/USD juga tergelincir 0,34% menjadi $0,6393.
Angka inflasi AS naik dari bulan sebelumnya dan 7,4% dari tahun sebelumnya, data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan, sedikit kejutan naik dari perkiraan kenaikan masing-masing 0,2% dan 7,2%. Ada sedikit kekhawatiran tentang bagaimana inflasi akan terus-menerus tinggi dan akan mendorong Fed untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang lebih ketat bahkan lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Para pedagang juga tetap waspada menjelang peristiwa risiko utama minggu ini, termasuk data inflasi AS dan sejumlah pertemuan bank sentral utama dunia. Jika mereka ini berbicara lebih banyak tentang risiko terhadap ekonomi, mungkin akan menjadi dovish kebijakannya. Tentu saja hal ini oleh pasar akan disukai. Pasar juga ingin mencermati bagaimana FOMC dalam memperhatikan risiko penurunan ekonomi AS.
Pejabat ECB sendiri telah memberi tahu bahwa mereka lebih peduli soal inflasi yang menjadi dasar permasalahan dimana saat ini masih tetap tinggi. Jika ECB menaikkan 50 bps, Presiden ECB mungkin akan menindaklanjuti dengan beberapa komentar yang cukup hawkish dalam konferensi pasca pertemuan tersebut.
Menjelang pertemuan FOMC besok, angka inflasi AS untuk bulan November akan dirilis, dimana para ekonom memperkirakan inflasi inti tahunan sebesar 6,1%. Reaksi pasar terhadap kejutan inflasi AS sejauh ini asimetris pada tahun 2022, dengan kejutan sisi bawah memiliki efek yang lebih besar daripada sisi atas. Angka inflasi kemungkinan akan menjadi pendorong yang lebih besar dari keduanya, (mengingat) pedoman Fed menuju kenaikan yang lebih kecil, mengacu pada pengaruh di AS. dolar.