ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan di hari Rabu (17/07/2019), Dolar AS harus berakhir dengan turun sedikit. Ada sejumlah sentiment fundamental baik secara domestik dan luar yang mempengaruhi pergerakan Greenbacks atas sejumlah mata uang utama lainnya.
Secara fundamental, hasil laporan Bank Sentral AS dalam Beige Book dan data terkini soal perumahan AS mengisyaratkan kondisi ekonomi AS yang solid dan gemilang. Namun demikian, pernyataan Donald Trump yang mengkritik Dolar AS yang terlalu kuat, memberikan tekanan negatif.
Dolar AS tertekan dengan data perumahan AS yang lebih lemah dari perkiraan. Sebuah laporan federal menunjukkan perumahan AS mulai jatuh pada bulan Juni untuk bulan kedua berturut-turut. Sementara dalam upaya pelemahan nilai mata uang negaranya, Presiden AS Donald Trump telah berulang kali meminta Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga sebagai refleksi langkah serupa yang diambil oleh European Central Bank (ECB). Trump pun mengatakan dia ingin melemahkan dolar AS untuk mendukung pertumbuhan.
Disisi lain, Dana Moneter Internasional, IMF juga memberikan pandangan senada pada Dolar AS. Menurut IMF, Dolar AS dinilai terlalu tinggi. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, merosot 0,21% menjadi 97,19.
IMF mengatakan dalam sebuah laporan bahwa nilai tukar dolar AS berada 6% sampai 12% terlalu tinggi, sementara euro undervalued bagi Jerman, tetapi dinilai terlalu tinggi sebanyak 4% untuk Prancis, berdasarkan pada fundamental ekonomi. Laporan itu juga memperingatkan bahwa Brexit dan perang dagang AS-China adalah ancaman bagi ekonomi global.
“Intensifikasi ketegangan perdagangan atau hasil Brexit yang tidak teratur (no-deal Brexi) – dengan dampak lebih lanjut untuk pertumbuhan global dan penghindaran risiko – dapat …. mempengaruhi ekonomi lain yang sangat tergantung pada permintaan luar negeri dan pembiayaan eksternal,” kata External Sector Report dari IMF.
Namun tekanan jual dolar AS akhirnya tertahan oleh Laporan Beige Book dari The Fed, yang solid. Survei itu mengungkapkan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang dampak dari pertempuran perdagangan yang dipimpin Presiden Trump, ekonomi secara keseluruhan tetap solid. The Fed mengatakan bahwa banyak dari 12 wilayahnya mengalami sedikit peningkatan dalam penjualan ritel dan penjualan rumah. Penjualan mobil tetap stabil melandai dan petani mampu bertahan dari curah hujan lebat.
“Prospek umumnya positif untuk beberapa bulan mendatang dengan ekspektasi pertumbuhan moderat yang berkelanjutan, meskipun ada kekhawatiran yang meluas tentang kemungkinan dampak negatif dari ketidakpastian terkait perdagangan,” kata laporan The Fed itu.
Komplikasi sentiment fundamental ini membantu Euro dan Pound sterling bangkit dari tekanan Dolar AS. Pasangan mata EURUSD menutup sesi kemarin 0,14% lebih tinggi di $1,1225 dan GBPUSD berakhir menghijau 0,21% di 1,2432. (Lukman Hqeem)