ESANDAR, Jakarta – Dolar AS naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu terhadap sejumlah mata uang utama. Penguatan ini oleh penurunan euro disisi lain, sehingga para investor mengantongi keuntungan yang mereka raih dari kenaikan mata uang tunggal zona euro tersebut.
Pada perdagagan hari Senin (08/01/2018), Indek Dolar AS naik 0,46 % pada level 92,37. Euro tergelincir 0,57 persen menjadi $1,1960. Sebelumnya euro mencapai level tertinggi hampir empat bulan di $1,2089 pada hari Kamis lalu. Euro sedikit berada di atas “langit” saat diperdagangkan di atas $1,2000 dan kemudian terkoreksi atas aksi ambil untung.
Euro, sebelumnya menguat karena tumbuhnya ekspektasi pasar terhadap pergeseran kebijakan moneter European Central Bank (ECB) pada tahun ini. Sayangnya Euro terpelanting kemudian setelah indeks harga konsumen zona Euro yang lebih rendah dari perkiraan pada hari Jumat.
Tekanan inflasi yang tidak memuaskan di Eropa tersebut muncul seiring dengan pemulihan ekonomi yang menguat di seluruh benua tersebut dan pertumbuhan ekonomi yang solid di Cina dan AS. Hal ini memicu risk appetite para investor.
Disisi lain, Dolar AS juga menemukan beberapa dukungan setelah data ekonomi AS pada umumnya solid di pekan lalu.Penjualan dolar AS yang telah berlangsung sejak Natal sedikit berlebihan. Dolar AS sebenarnya memiliki banyak dukungan untuk sebuah langkah koreksi yang berarti, dengan adanya siklus pengetatan moneter Federal Reserve, arus repatriasi dolar AS yang didorong oleh UU pajak baru dan kekuatan di ekonomi AS.
Sementara itu pada perdagangan GBPUSD, Poundssterling juga menguat terhadap euro yang kemarin melemah secara luas, setelah perombakan Kabinet Inggris meringankan beberapa ketidakpastian politik yang telah menjadi beban mata uang tersebut dalam beberapa bulan terakhir. (Lukman Hqeem)