Isu geopolitik dan pasar

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang valuasi, ekonomi global terlihat cukup kuat sehingga salah satu risiko terbesar yang dihadapi pasar pada 2018 mungkin tidak benar-benar menjadi sesuatu yang perlu ditakuti.

Isu geopolitik secara luas dianggap sebagai salah satu potensi headwinds terbesar yang dihadapi pasar setelah tahun baru kemarin. Selain ketegangan yang sedang berlangsung antara A.S. dan Korea Utara, penyelidikan yang saat ini dilakukan oleh pengacara khusus Robert Mueller telah dikutip sebagai faktor yang dapat menyebabkan volatilitas.

Masalah politik dipandang lebih sulit diprediksi daripada faktor ekonomi yang mendorong aksi pasar, dan karena inilah, kemunculan mendadak dari masalah geopolitik tersebut dapat memberi dampak yang nyata pada perdagangan, setidaknya dalam jangka pendek.

Saat ini, isu yang paling cukup kuat menghantui pasar adalah masalah Pemilihan Umum di Prancis dan BREXIT. Selain itu adalah krisis di Timur Tengah, integritas Zona Euro dan konflik Ukraina – Rusia masalah Krimea. Beragam isu tersebut menjadikan masalah geopolitik cukup kuat sentimennya sejak kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS.

Isu-isu tersebut memang tidak bisa diabaikan, namun demikian pelaku pasar diawal 2018 ini bisa melihat pendekatan AS yang lebih kuat dalam memperbaiki ekonominya. Trump menyatakan bahwa AS tidak akan dimanfaatkan lagi dalam perdagangan. Dengan kata lain, kebijakan perdagangan akan memainkan peran penting dalam politik Donald Trump.

Kajian yang dilakukan oleh BlackRock menilai sejumlah risiko geopolitik yang disebutkan di laporan media dan broker, dan kemudian menyesuaikan data untuk sentimen. Berdasarkan satu ukuran, optimisme investor bullish saat ini berada di level tertinggi tujuh tahun, investor ritel terkemuka untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap ekuitas ke catatan rekor baru.

Risiko geopolitik sebagian besar telah mengambil porsi belakang akhir-akhir ini, dimana bursa saham mengabaikan segala macam potensi angin ribut tersebut. Investor justru fokus pada peningkatan keuntungan perusahaan, pasar kerja yang kuat, dan undang-undang reformasi perpajakan yang baru saja disahkan di Washington, yang dipandang sebagai mendukung harga saham dengan memotong tarif pajak perusahaan, antara lain perubahan.

Dengan demikian, untuk saat ini isu politik menjadi fokus namun latar belakang ekonomi itu lebih solid dan isu geopolitik tidak mengganggu tren ini. Geopolitik tidak mengganggu risiko pasar pada tahun 2018 selain sebentar. (Lukman Hqeem)