Harga Minyak

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

West Texas Intermediate, (WTI), turun di sesi Asia, turun sekitar 0,4% pada saat penulisan meskipun ada harapan permintaan dari China akan meningkat karena negara mengeluarkan kuota impor baru. Namun demikian, hasil perdagangan semalam dan di awal minggu, saat berita tersebut mumcul telah menawarkan dukungan ekonomi untuk ekonominya yang lesu, sementara Dolar AS melemah, memungkinkan investor masuk dengan lebih murah ke reli emas hitam.

Di tempat lain, China terus membongkar sebagian besar aturan nol-COVID yang ketat seputar pergerakan saat membuka kembali perbatasannya untuk pengunjung internasional untuk pertama kalinya sejak memberlakukan pembatasan perjalanan pada Maret 2020. BBC melaporkan bahwa ”pelancong yang masuk tidak perlu lagi karantina, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan Covid negara itu saat memerangi lonjakan kasus. Mereka masih memerlukan bukti tes PCR negatif yang diambil dalam waktu 48 jam perjalanan.”

Akibatnya, harga minyak melonjak pada Senin karena harapan permintaan dari China akan membaik karena negara itu mengeluarkan kuota impor baru dan menawarkan dukungan ekonomi untuk ekonominya yang lesu. Minyak mentah Spot West Texas Intermediate terakhir terlihat di $74,57 bbls.

Analis ANZ Bank menjelaskan bahwa “China mengeluarkan sejumlah kuota impor baru, sebuah sinyal bahwa importir terbesar dunia sedang bersiap untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi.”

”Pelonggaran pembatasan COVID-19 telah meningkatkan perjalanan. Sekitar 34,7 juta perjalanan di dalam negeri dilakukan pada hari resmi pertama dari kesibukan perjalanan Festival Musim Semi, menurut Kementerian Perhubungan. Itu lebih dari 40% di atas hari yang sebanding pada tahun 2022. Kira-kira 2,1 miliar perjalanan diharapkan selama periode 40 hari. Ini terjadi di tengah pengetatan pasokan,” kata analis ANZ.