ESANDAR – Tiga indek saham utama AS berakhir beragam, setelah hasil lelang Obligasi melemah membuat yiled obligasi AS naik dan mendorong Dolar AS menguat. Risk Aversion menguat dimana para investor memilih untuk menunggu sejumlah data ekomomi yang bisa memberikan gambaran inflasi terkini dalam minggu ini. Data-data ini sangat krusial karena menjadi petunjuk potensial yang disukai the Fed dan mempengaruhi prospek kebijakan suku bunga AS kedepannya.
Imbal hasil Treasury AS naik setelah lelang yang lemah, menyusul kenaikan pada hari sebelumnya, dipicu data indek kepercayaan konsumen AS yang secara tak terduga meningkat pada bulan Mei. Hasil ini memperkuat optimisme terhadap pasar tenaga kerja setelah memburuk selama tiga bulan berturut-turut, sebuah survei menunjukkan. Selain itu, pertumbuhan harga rumah di AS melambat tajam pada bulan Maret, kemungkinan besar karena kenaikan suku bunga hipotek membebani permintaan.
Namun investor saham masih akan fokus pada data inflasi yang akan dirilis pada hari Jumat. Barometer inflasi pilihan Federal Reserve, laporan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, diperkirakan akan tetap stabil setiap bulan di bulan April.
Dengan perdagangan yang lebih pendek, setelah libur di awal pekan, sehingga volume kemungkinan akan cukup rendah sepanjang minggu. Hal ini dikombinasikan dengan fakta bahwa pasar fokus pada satu data penting yang akan dirilis pada hari Jumat.
Pasar masih cemas menunggu konfirmasi bahwa inflasi melambat menuju target The Fed.
Indek Dow Jones turun 282.72 poin, atau 0.72%, menjadi 38,786.87, S&P 500 kehilangan 8,17 poin, atau 0,15%, menjadi 5.296,55 dan Nasdaq memperoleh 63,43 poin, atau 0,37%, menjadi 16.984,22.